Obsesi Pacar Sahabatku
ntu yang terdengar brutal. Dia menatap jam dind
agi. Siapa si
dan menapakkan kakinya ke lantai. Punggung nya m
ra. Jadi dirinya berakhir tidur di ruang TV, itupun tidur s
to
kesal saat pintu rumah
p usap wajahnya, takutnya ada belek atau kotor
bentar!! "
kemudian menarik setengah pintu nya
ri s
ang itu memotong ucapan ya
a saat mengetahui tamu yang datang
ang, aku mau kesini, m
rima tamu hari min
tu itu. Dengan cepat dia mendorong pintu itu, na
pintu nya tak kunjung tertutup karen
" Pekik
supaya tertutup, tak peduli dengan ka
, pantesan rusuh!!
erusaha Sila tutup hingga gadis itu terpelanting
yang sudah terduduk
dapannya itu. Meluapkan kekesalan nya. Nyawanya ma
kesini sih!! " Us
Agra mengeluarkan nada sedih nya yang terd
sana kerumah pacar lo. Ngapain kes
sudah dibuat darah ting
o?!! " Sila mengerang kesal, moo
dukung sikap gak bener Septi di belakang lo. Tapi nggak gini
dia berjongkok hingga posisi m
mengelus kepala Sila yang langs
abis itu kita sarapa
ingkan wajahnya, enggan
, dia berdiri dan menarik tangan perempuan
Gra. Lepasin
urutin ucapan aku dan jadila
elangkah masuk meninggalkan gadis itu yang masih b
an sosok gila seperti Agra. " Gumam Sila menatap punggung p
yang di tumpang sebelah dan bersedekap dada di kursi
i gunakan nya untuk tidur, kembali membaring kan tubuhnya dan ma
ng jika masi
pa yang di lakukan Sila, sepertinya anc
menarik ujung selimut y
ang
rik-narik selimut, namun Sila juga tak mau kalah, di
an, udah mau sia
ngaran nya dengan ucapan pria it
ain menarik-narik selimut gadis itu, d
au bangun hmm
ekatkan kepalanya ke arah
Decak Sila mendorong tubuh
gga
ah, butuh tidur. "
yang di tiduri oleh Sila, ukurannya cuku
lunjuk nya menyingkirkan anak ramb
." Guma
enapa nggak di angkat? Aku chat kamu ju
" Sentak Sila, telinganya pan
e bales, gak pent
" Ucap Agra dengan w
, dia menarik tubuh Sila u
alas Sila kesal, dia menata
unya HP kalo chat dan telpon
inis Sila menatap an
ubuhnya ke arah gadis itu hingga
kamu. " Bala
aget dengan jarak wajah
Kemudian menyelipkan tangannya di lipatan kaki dan leher gadi
pain asu. Turun
pria itu karna takut terjatuh, namun
g kita cari sara
tangan pria itu yang berada
bawa gue keluar
unkan gadis di gendongannya itu tepat di depan rumah, dia berbalik b
lin banget sih!
" Pinta Sila meng
dagu mengarah ke saku celana
melangkah lebih dekat, tanganny
dulu. " Ucap Agra menahan tangan gadi
ah, dia kira Sila
dari sana, melangkah menuju mobilny
yama gini. Malu-maluin tau. " Ucap Sila
ikit mendorong Sila supaya segera masuk k
at pelan saat pintu mobil di tutup dengan cukup keras
dan berkaca, merapihkan rambutnya
anpa permisi dia membuka laci di da
toh pria itu yang memaksany
emukan beberapa alat make up inti seperti bedak, l
aja. " A
Perempuan itu tak tau akan dibawa kemana, dia sudah seperti gem
sedang mengusap wajahnya dengan tisu, men
ewe selain dia? " sa
di sampingnya itu
a brengsek nya. "
a kalo Septi nggak bisa? Buka
ajak kel
gan mata memicing, " Trus
ktinya disini. "
sadar jika yang dimaksud cew
pemikiran lo. " Sila menatap serius
i pikiran aku, cukup n
nger omong kosong yang keluar
song, kenyataan
man dan berpotensi ngancurin pertemanan gue dan Septi. Ayolah, l
Agra, sebelah tangannya mengambil tangan Sila dan menggenggamny
menepi di area taman, 10 meter dari tempatnya ada s
Ay
i, gue tungg
k mengerti, "
ak pake kacang,
tunggu s
nahan pria itu yang ak
ena
yuh nya du
obil itu, Sila menatap area taman yang lumayan ramai, keba
i
i
i
i
ne Agra karena dirinya tidak membawa handphone, harusnya dia t
kursi mobil, jadi Sila bisa melihatnya langsung. Layar hand
pt
mat
ngun be
a
u masih
ke bawahnya masih ada, namun d
berdosa banget lagi
tentang sikap Agra,
uduh gue yan
i, dia meres
to
engetuk nya. Tangan pria itu membawa nampan
dulu. "
tu dan menyimpan di pahanya. Agra berjalan
? " Protes Sila menata
Dia mulai menyuapkan sesendok bubur k
kai uang Agra, jadi dia menelan kembali protesan nya. Dalam hati tet
udah habis isinya. Berbanding terbalik dengan Si
sih. " Dumel Sil
lama, " Ke
an, satu sendok yang dimakan pria itu mungk
melotot saat pria itu mengambil ali
p nya setengah, sisa yan
. " Gu
kenapa makan bekas gue?.
ih en
itu akan baper, tapi Sila menatap aneh ke
nggu ataupun merasa terusik dengan ta
in gue. " Sinis nya menatap pria
pa? Ba
ar orang? Tau diri kali. " Balas Sila
a. Nanti gue tanggung jawab kok.
bibirnya, tersenyum sinis meres
k wa