icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Promise

Promise

Penulis: ROZE
icon

Bab 1 1 Pertemuan

Jumlah Kata:1586    |    Dirilis Pada: 28/05/2024

sekali mendapati perasaan seperti ini. Kini, pikiranku kembali pada tempat pengasingan ini. Tempat yang berada di pantai, pantai yang sangat sepi. Yang terdengar hanyala

dak peduli, asalkan aku bisa terus melukis, bagiku itu sudah cukup. Aku tidak peduli walaupun aku diasingkan oleh keluargaku

t-lekat. Aku menghela nafas panjang lalu mengelap lukisan itu dengan perlahan. Lukisan itu mempu

ba di kaki bukit. Aku biarkan kaki melangkah menaiki bukit itu. Terus mendaki dan mendaki, sampai akhirnya aku menyadari bahwa kini aku berada di tengah hutan dengan pohon-pohon tua dan semak-semak berduri. Aku terus berpikir, arah mana yan

pada suatu perkampungan. Aku bersyukur, karena aku tidak bertemu dengan hewan-hewan yang me

ngat besar dan terlihat berat. Dia mengenakan baju kaos hitam kusam dengan celana denim sobek dan topi hitam. Walaupun

ng ke rumah ini, atau aku yang ke rumahnya. Dia seperti nenekku sendiri. Walaup

a seorang pria yang sedang mengetuk pintu r

h, alisnya tebal, hidungnya mancung, bentuk rahangnya juga tegas. A

buat setiap orang yang dit

yang dipakainya, aku yakin d

, terlihat biasa-biasa saja, namun a

dia menjadi dokter atau psikolog, maka para pasiennya r

enampilan seseorang? Apakah tinggal di desa terpencil memb

ernyata orang itu adalah pria yang pernah menabrakku di desa sembilan bulan yang lalu. Tapi siapa di

nya Phia?" ucap pria

tu menyadarkan ak

enal nenekku! Nenek memi

an sebuah bungkusan. Aku menyuruhnya

ukis ya?" tanyanya tanp

pan rumahku. Aku menyuguhkan teh hangat

menyeruput teh yang aku buat itu dengan perlahan, seolah m

indra penciumanku. Aroma

nya membuatku penasaran, setidaknya hingga saa

ng sekali lagi, aku yakin akan banyak wanita yang bersyukur aka

harus melakukan ini itu. Entah apapun pekerjaan pria ini, sekal

arena disuruh oleh neneknya, untuk menemani hari-hariku yang s

Sudah tidak usah, hari ini ne

elalu melihatnya. Di sini, tidak ada seorang pun yang dapat

saat libura

enceritakan seluruh riwayat hidupnya dan keluarga

, m

ya menunjukkan rasa bersalah yang se

alahkan. Kehilangan cat segini tidak masalah untukku.

ngasingan ini, aku tidak pernah berbicara pada siapapun. Untuk membeli sesuatu, aku hanya menunjuk, meng

cara, Phi?" tanyanya bi

cara?" dia menggeleng-gelengkan kepalanya,

saat mengetahui bahw

cap Aisar tiba-tiba. Kat

tapi kamu tidak seperti kakakku. Hanya

sama dan aku selalu mend

g baik." Aisar meng

apun. Pendengar yang baik untuk diri kita adalah Allah dan diri kita sendiri. Ba

nenek memanggilmu," ka

nenek sa

at Aisar

gan sampai hilang. Apapun yang terjadi

ara berdua, Aisar berada di lu

at dan aku tidak dapat

enek, sampai akhirnya kea

karta dan aku tidak tahu kapa

tidak keberatan merawatnya, tapi dia juga membutuhkanmu," kata-kataku

tanyaku buru-buru untu

dengan suara s

ini Aisar memakai pakaian yang sama seperti pertama kali aku bertemu dengan

uku. Aku tunggu kamu di pantai ini, aku tunggu kamu di rumah ini. Aku tunggu, selalu kutunggu sampai kamu

ini. Pada saat itu, aku pasti akan

misahkan Aisar da

a a

asanya rumah nen

penyakit nenek b

aku tinggal di rumah nenek. Setiap hari

ti tidur lagi. Nenek, nenek!" kataku

waktu k

esepian. Mengapa nenek tidak menunggu Aisar. Dia berjanji a

untuk selamanya. Nenek memang bukan nenek kandungku, tapi kas

at berharga buat nenek. Aisar bahkan tidak tahu kalau nenek mem

i jangan berharap mereka ak

k selamanya dan t

akan kembali untuk menepati janjinya? Atau kami

ati. Memberikan rasa sepi yang bahkan lebih dalam d

dia akan pulang. Kutatap, selalu kutatap pantai ini dan mendengarkan suara ombaknya yang bagaikan nyanyian menyayat hati dalam penantian panja

suatu menj

esok dan

h itu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka