Promise
sekali mendapati perasaan seperti ini. Kini, pikiranku kembali pada tempat pengasingan ini. Tempat yang berada di pantai, pantai yang sangat sepi. Yang terdengar hanyala
dak peduli, asalkan aku bisa terus melukis, bagiku itu sudah cukup. Aku tidak peduli walaupun aku diasingkan oleh keluargaku
t-lekat. Aku menghela nafas panjang lalu mengelap lukisan itu dengan perlahan. Lukisan itu mempu
♡
ba di kaki bukit. Aku biarkan kaki melangkah menaiki bukit itu. Terus mendaki dan mendaki, sampai akhirnya aku menyadari bahwa kini aku berada di tengah hutan dengan pohon-pohon tua dan semak-semak berduri. Aku terus berpikir, arah mana yan
pada suatu perkampungan. Aku bersyukur, karena aku tidak bertemu dengan hewan-hewan yang me
ngat besar dan terlihat berat. Dia mengenakan baju kaos hitam kusam dengan celana denim sobek dan topi hitam. Walaupun
♡
ng ke rumah ini, atau aku yang ke rumahnya. Dia seperti nenekku sendiri. Walaup
a seorang pria yang sedang mengetuk pintu r
h, alisnya tebal, hidungnya mancung, bentuk rahangnya juga tegas. A
buat setiap orang yang dit
yang dipakainya, aku yakin d
, terlihat biasa-biasa saja, namun a
dia menjadi dokter atau psikolog, maka para pasiennya r
enampilan seseorang? Apakah tinggal di desa terpencil memb
ernyata orang itu adalah pria yang pernah menabrakku di desa sembilan bulan yang lalu. Tapi siapa di
nya Phia?" ucap pria
tu menyadarkan ak
enal nenekku! Nenek memi
an sebuah bungkusan. Aku menyuruhnya
ukis ya?" tanyanya tanp
pan rumahku. Aku menyuguhkan teh hangat
menyeruput teh yang aku buat itu dengan perlahan, seolah m
indra penciumanku. Aroma
nya membuatku penasaran, setidaknya hingga saa
ng sekali lagi, aku yakin akan banyak wanita yang bersyukur aka
harus melakukan ini itu. Entah apapun pekerjaan pria ini, sekal
♡
arena disuruh oleh neneknya, untuk menemani hari-hariku yang s
Sudah tidak usah, hari ini ne
elalu melihatnya. Di sini, tidak ada seorang pun yang dapat
saat libura
enceritakan seluruh riwayat hidupnya dan keluarga
, m
ya menunjukkan rasa bersalah yang se
alahkan. Kehilangan cat segini tidak masalah untukku.
ngasingan ini, aku tidak pernah berbicara pada siapapun. Untuk membeli sesuatu, aku hanya menunjuk, meng
cara, Phi?" tanyanya bi
cara?" dia menggeleng-gelengkan kepalanya,
saat mengetahui bahw
cap Aisar tiba-tiba. Kat
tapi kamu tidak seperti kakakku. Hanya
sama dan aku selalu mend
g baik." Aisar meng
apun. Pendengar yang baik untuk diri kita adalah Allah dan diri kita sendiri. Ba
♡
nenek memanggilmu," ka
nenek sa
at Aisar
gan sampai hilang. Apapun yang terjadi
ara berdua, Aisar berada di lu
at dan aku tidak dapat
enek, sampai akhirnya kea
karta dan aku tidak tahu kapa
tidak keberatan merawatnya, tapi dia juga membutuhkanmu," kata-kataku
tanyaku buru-buru untu
dengan suara s
ini Aisar memakai pakaian yang sama seperti pertama kali aku bertemu dengan
uku. Aku tunggu kamu di pantai ini, aku tunggu kamu di rumah ini. Aku tunggu, selalu kutunggu sampai kamu
ini. Pada saat itu, aku pasti akan
misahkan Aisar da
♡
a a
asanya rumah nen
penyakit nenek b
aku tinggal di rumah nenek. Setiap hari
ti tidur lagi. Nenek, nenek!" kataku
waktu k
esepian. Mengapa nenek tidak menunggu Aisar. Dia berjanji a
untuk selamanya. Nenek memang bukan nenek kandungku, tapi kas
at berharga buat nenek. Aisar bahkan tidak tahu kalau nenek mem
i jangan berharap mereka ak
k selamanya dan t
akan kembali untuk menepati janjinya? Atau kami
ati. Memberikan rasa sepi yang bahkan lebih dalam d
dia akan pulang. Kutatap, selalu kutatap pantai ini dan mendengarkan suara ombaknya yang bagaikan nyanyian menyayat hati dalam penantian panja
suatu menj
esok dan
h itu