Saat Itu, Aku mengaggumimu
rian, dan karena itulah kamu tidak sabar memanfaatkan Ka
ama ya
a karena mengisolasi dan menco
takan sebelumnya, jadi dia berhenti. Dia memandang Ibam dengan bingu
kan keraguannya sebagai ti
jeknya, "Bagus sekali! Kamu bahkan te
ngan gelangmu di mansion pada waktu yang begitu tepat? Bagaimana Kakek mengetahui bahwa aku s
engetahui apa yan
yakin bahwa dia telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menyembunyikan kebenaran da
ia menyatuk
ng mengetahui segalanya. Jika dia tidak mengungkapkan apa pun kepada Kakek, satu-satunya orang yang tersi
knya lagi. "Bagus, aku tidak mengira kamu cukup pintar untuk meninggalkan gelangmu di mansion, memikat
namun ia memutuskan untuk m
ini. Oleh karena itu, dia tahu dia mungkin tidak akan mempercayainya, bahkan
ang-buang usaha untuk menjelaskannya? Siapa tahu, dia mungkin
am memujinya seolah-olah dari lubuk hatinya. Dia bahkan mele
benar-benar hilang. Suaranya bagaikan angin dingin dari hutan. "Karena kamu telah menghabiskan b
ya dan melemparkannya ke tempat t
ingga dia mengira dia aka
ian larut malam itu lebih
rgai hak untuk memperlakukannya seperti itu
kusut dan berantakan dalam waktu singkat. Salah satu bantal berad
nya sama sekali. Dia dengan erat meremasnya di bagian bawah sampai dia hampir tidak bisa
khir, Ibam memandangny
menyentuh Rianti, hatinya terasa dingi
, tetapi karena kekuatannya yang besar, di
tubuhnya seperti pisau tajam dan me
uar dari mulut secara sembarangan, Rianti
nya. Rianti tidak ingin dirinya menangis keras-keras kalau-kalau dia tid
egitu kuat sehingga pemikirannya terus terputus. Angk
menghitung angka yang sama sebel
mpat tidur, membungkus dirinya dengan memutar
uh. Dia berbaring di tempat tidur dan bahkan
ar mandi tiba-tiba terbuka. Ibam, yang telah menyele
an, tampak anggun dan berkata. Ia hanya melirik sek
k dikenal. Rambutnya menempel di wajahnya dalam keadaan basah berantakan dan kulitnya yang terbuka ditutup
menuju pintu. Namun, dia tiba-tiba berbalik setelah hanya mengambil dua langkah dan kembali ke samping
terdengar tenang, namun kalimat yang diucapkannya merupakan ancaman yang jelas. "Jika kamu menikmati keramahtamahan
Lain kali, itu tidak akan sama seperti hari ini. Perawatann
kalimatnya, Ibam mel
ketika pintu kamar diketuk, keluar suara peng
etapi pengurus rumah tangga mengetuk p
keadaan yang tertidur, jadi dia tidak punya pilihan selain mengumpulkan semangatnya
rumah tangga berbicara, "Maaf, Nona, Tuan Ber
ena Kakek tidak mempercayai cerita palsunya. Jika dia mengaku, dia tidak akan menanyai pengurus rumah tangga, jadi meskipun pengur