After a Breakup
p sepasang kekasih yang saling diam di hadapannya. "Kenapa tiba-tiba
Rakha ikut menimpali setelah
Alisha trauma," Ronald, sahaba
k tajam pada pemuda b
Ron!" maki Arya men
ang sudah ia lalui dengan kekasihnya beberapa jam lalu. Arya menggerakkan telapak tangannya untuk meraih jemari Alisha. Di bawah meja makan, Arya sengaja me
nggak jadi ikut kalian ke kebun teh." Arya memaksakan sen
etakkan punggung tangannya di kening A
ma yang diciptakan kekasihnya. Jangan sampai teman-temannya tahu kalau sem
ma udara dingin di puncak gini," sambung Alisha sekilas melirik
ndirian maksudnya?" ta
I
itu tak mengetahui rencana Alisha untuk kembali ke Jakarta secepat ini. Karena sebelumnya mereka berenc
Terus, kalau mau pake villa ini lebih lama juga silaka
arah setelah kejadian semalam. Dirinya juga tak ingin membuat Alisha semakin kacau perasaannya. Saat Al
alian berdua pagi ini. Kalian nggak lagi perang dingin atau berencan
api perang batin. Teri
n genggaman tangannya di bawah meja. Seraya sesekali melirik ke arah Alisha. Mem
berangkat beriringan menuju kebun teh milik keluarganya. Suasana syahdu di kebun teh sepagi ini memang selalu menjadi incaran
esayangannya itu jika tahu dirinya sudah menodai kesucian seorang gadis yang seharusnya ia jaga. Padahal su
tanya Alisha membuat Arya yang sed
hanya berbasa-basi agar ia dan Ali
di tangan kanan. Bawaannya memang tak seberapa, hanya beberapa baju ganti, make up seada
an ransel milik Alisha. Ia bawakan sampai mobil
e apartemen Alisha doang," seru Arya ia tujukan pada Yoshi, asistennya. Pria tingg
aan-pertanyaan sepele lebih banyak keluar dari mulut Arya yang di
ia menghentikan mobil di basement apartment. "Apapun yang terjadi s
engangguk saja sambil menarik segaris senyum di wajahnya. Gadis itu sangat menyayangi Arya, pemuda tampan yang
kan hatinya. Arya yang ia kenal adalah pria baik dan be
kesalahan itu," pinta Alisha masih tak bisa menyembunyikan raut kecewanya. Kecewa pada dirinya se
a menarik Alisha
Mas Arya yang salah, tapi ada andilku juga. Kita s
emberut kekasihnya. "Iya, iya. Kita perba
nah terjadi apa-apa. Arya setiap hari masih mengantar dan menjemput Alisha ke kampus. Pun demikian dengan
kan kepalanya ke pundak Alisha saat gadis itu sedang fokus menggambar
pi udah jadi passion aku. Meskipun awalnya pus
mu pusing, apalagi sampe cemberut-cemberut gitu," seru Arya kini
jurusan bisnis bukan jurusan d
kerjain juga. Tapi semuanya pake nama kamu, gimana? aku yang bayar deh," tawar Arya s
usah meskipun harus nyuruh desainer top tanah air." Alisha terkekeh samar. "Tapi kalau pakai ca
Arya gemas, jadi ia acak saja rambut se
." Alisha yang sedari tadi menghabiskan waktu di salah working s
dua porsi ya?" Arya terkekeh saat m
oang mana ken
an siomay juga hayo," ser
h," rengek Alisha lagi mencoba m
in gemesin kalau sedikit gendut." Gelak tawa Arya pecah
nggak mau
yum lebar lantas merapikan anak ram
n perhatian sepasang kekasih itu. Ternyata M
pacaran aja!" decak Arya meled
a bukan sama elo!" cibir Marissa
lisha melerai keduan
a saja. "Biasanya elo bawa cadangan pembalut kan? gue minta satu gih, mendadak
t cadangan di sana. Alisha lega saat menemukan apa yang ia cari di sana. Marissa langsung mengambil salah satu untuk ia bawa cepat-cep
ngong," panggil Arya memb
yang memang sering ia abaikan selama ini. Kepalanya menggelen
ungkin..." lirih Alish
egakkan punggung. Merasa keheranan dengan
ru inge
n kening tak pa
eragap, Alisha mengusap wajahnya beberapa kali dengan kedua tangan. Kejadian di villa i
as yang sama. Ia paham apa artinya, namun
nggak mun
ungkin!" potong Arya tanpa sadar sa
*