icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dua Titik (Dilamar CEO Dinikahi Dosen)

Bab 3 Permainan apa lagi ini!

Jumlah Kata:1385    |    Dirilis Pada: 16/04/2024

terkejut tanpa ada kehadiran Bagas anak sulungnya yang kebetulan Dia sedang mendapat pekerjaan diluar kota. Namun keterkeju

t pukul tujuh malam Asoka beserta kedua oran

diaman keluarga saya tidak sebagus istana Om dan Tante," sapa Riri sembari terse

awab Mommy Asoka terjeda sejenak, "o

jalan, maaf lama menunggu," jelas Riri s

ya mengangguk u

obil Bagas yang tengah terparkir di halaman rumah. Tidak lama kemudian samar-samar suara langk

lah mengucap salam dan langsung menghampiri Riri un

Daddy dari Asoka berser

miliar itu segera menatap ke lawan bicaranya, "Ma

a sebab Asoka bertanya seperti itu karena Dia

milih menatap tajam Lita di depannya tanpa

" kata Sultan sambil memainkan bulu-bulu halus yang di dagunya yang

," sergah Lita Dia tunjukkan ke Riri yang berada di sam

dak mungkin berdiam diri Dia mencoba menenangkan Lita yang berada disampingnya kemungkinan akan tersulut

p Bagas sembari mengelus punggung Bundanya dengan

lahan menghampiri Bunda sembari mulutnya bersiap untuk mela

ku," ejek Sultan semb

kkk

elumnya Dia bangkit dari duduknya, terlihat bekas cap lima

entara Riri spontan menutup mulutnya melihat

ki-laki di dunia ini. Lebih baik anakku menjadi perawan tua daripada menikahkan den

namun Riri seakan mematung ditempat, "RIRI!" Seketika Ri

masuk ke kamarnya namun dengan bujukan Rir

h diperlakukan seperti itu, mungkin tamparan it

" tegas Bagas dan ekor matanya teralihkan untuk melirik kearah Asoka, "dan untuk kamu jangan coba-coba memulai hubu

saya disini hanya buang-buang waktu saja." Tanpa permisi Sultan melenggang pergi d

ngkah kaki Sultan didepannya, "Daddy,

sayang," ajak Mommy nya kepada anak sulu

kan ajakan Mommy nya tersebut

ndela mobil disampingnya. Dia meratapi nasibnya yang tinggal selangk

*

ka

n ke Daddy ataupun Mommy terkait batalnya lamaran pernika

ke arah Daddy yan

hat benda pipih di genggamannya, "Jika kamu ingin membahas wanita

Tapi tolong jangan libatkan kami bersama masal

ulihat mulut Daddy masih merapat sea

uan Daddy yang sampai detik ini masih

gan Wanita rendahan itu," kata Daddy dengan angkuh, "tapi

erkata seperti itu namun untuk kali ini jangan harap aku akan d

dy berseru sembari tidak habis-habisnya Di

enghampiriku, yang aku pastikan Mommy berusah

bukan jodohmu," kata Mommy dengan l

dy menentang perjodohan ini, sekarang Momm

au Mommy berkata seperti itu lagi, b

Mommy cuman ingin yang terbaik untukmu,

nang hatiku namun tidak dengan sekarang se

tangan Mommy, "Terbaik untuk si

am karena dari tadi aku disuruh

my sembari menahan lelehan air mata ya

asih banyak berkeliaran dan lebih cantik dari W

sa sesak nafasku memburu, tanpa sadar aku men

lebih dari is

u rasakan. Bukan Daddy yang melakukannya mel

eras seperti itu kepada kami." Kulirik sekilas dengan ekor mataku

n rasa kecewa dihatiku, sosok Mommy yang ku sayangi dan begitu hangat seakan sudah hilang. Mungkin jika

langkah pergi dari ruangan ini percu

a merekalah yang membuat kehancuran perusahaan kita dulu." Aku y

ang yang ku pastikan Daddy, "tidak mungkin, Daddy pasti

anya kebenarannya sama Mommy mu," jelas Daddy semb

am itu hanya mampu meng

apa lagi in

menatap sendu. Untuk kali ini tidak ad

DAK PERCAYA ITU!" Tanpa permisi aku berlari menuju kamarku yang berada di lanta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka