Dua Titik (Dilamar CEO Dinikahi Dosen)
terkejut tanpa ada kehadiran Bagas anak sulungnya yang kebetulan Dia sedang mendapat pekerjaan diluar kota. Namun keterkeju
t pukul tujuh malam Asoka beserta kedua oran
diaman keluarga saya tidak sebagus istana Om dan Tante," sapa Riri sembari terse
awab Mommy Asoka terjeda sejenak, "o
jalan, maaf lama menunggu," jelas Riri s
ya mengangguk u
obil Bagas yang tengah terparkir di halaman rumah. Tidak lama kemudian samar-samar suara langk
lah mengucap salam dan langsung menghampiri Riri un
Daddy dari Asoka berser
miliar itu segera menatap ke lawan bicaranya, "Ma
a sebab Asoka bertanya seperti itu karena Dia
milih menatap tajam Lita di depannya tanpa
" kata Sultan sambil memainkan bulu-bulu halus yang di dagunya yang
," sergah Lita Dia tunjukkan ke Riri yang berada di sam
dak mungkin berdiam diri Dia mencoba menenangkan Lita yang berada disampingnya kemungkinan akan tersulut
p Bagas sembari mengelus punggung Bundanya dengan
lahan menghampiri Bunda sembari mulutnya bersiap untuk mela
ku," ejek Sultan semb
kkk
elumnya Dia bangkit dari duduknya, terlihat bekas cap lima
entara Riri spontan menutup mulutnya melihat
ki-laki di dunia ini. Lebih baik anakku menjadi perawan tua daripada menikahkan den
namun Riri seakan mematung ditempat, "RIRI!" Seketika Ri
masuk ke kamarnya namun dengan bujukan Rir
h diperlakukan seperti itu, mungkin tamparan it
" tegas Bagas dan ekor matanya teralihkan untuk melirik kearah Asoka, "dan untuk kamu jangan coba-coba memulai hubu
saya disini hanya buang-buang waktu saja." Tanpa permisi Sultan melenggang pergi d
ngkah kaki Sultan didepannya, "Daddy,
sayang," ajak Mommy nya kepada anak sulu
kan ajakan Mommy nya tersebut
ndela mobil disampingnya. Dia meratapi nasibnya yang tinggal selangk
*
ka
n ke Daddy ataupun Mommy terkait batalnya lamaran pernika
ke arah Daddy yan
hat benda pipih di genggamannya, "Jika kamu ingin membahas wanita
Tapi tolong jangan libatkan kami bersama masal
ulihat mulut Daddy masih merapat sea
uan Daddy yang sampai detik ini masih
gan Wanita rendahan itu," kata Daddy dengan angkuh, "tapi
erkata seperti itu namun untuk kali ini jangan harap aku akan d
dy berseru sembari tidak habis-habisnya Di
enghampiriku, yang aku pastikan Mommy berusah
bukan jodohmu," kata Mommy dengan l
dy menentang perjodohan ini, sekarang Momm
au Mommy berkata seperti itu lagi, b
Mommy cuman ingin yang terbaik untukmu,
nang hatiku namun tidak dengan sekarang se
tangan Mommy, "Terbaik untuk si
am karena dari tadi aku disuruh
my sembari menahan lelehan air mata ya
asih banyak berkeliaran dan lebih cantik dari W
sa sesak nafasku memburu, tanpa sadar aku men
lebih dari is
u rasakan. Bukan Daddy yang melakukannya mel
eras seperti itu kepada kami." Kulirik sekilas dengan ekor mataku
n rasa kecewa dihatiku, sosok Mommy yang ku sayangi dan begitu hangat seakan sudah hilang. Mungkin jika
langkah pergi dari ruangan ini percu
a merekalah yang membuat kehancuran perusahaan kita dulu." Aku y
ang yang ku pastikan Daddy, "tidak mungkin, Daddy pasti
anya kebenarannya sama Mommy mu," jelas Daddy semb
am itu hanya mampu meng
apa lagi in
menatap sendu. Untuk kali ini tidak ad
DAK PERCAYA ITU!" Tanpa permisi aku berlari menuju kamarku yang berada di lanta