Mendadak Disuruh Nikah
esok!" David memperingati Nico ketika Nico men
, adalah komisaris utama di perusahan keluarga mereka tentunya mudah baginya melenyapkan Nico, yang notab
id sinis, "tadi pagi dia datang b
n benar-benar cantik!"
agi dia datang? Seperti apa dia?" tanya Nico tak sabar
tik, ayu
g David, "besok juga
!" balas Nico tak kalah sengitnya, ekspresi wajahnya yan
uru sekali, ya..." kata Raisya, "dia cuma s
ke arah Rai
rnikahan kalian sudah pasti dilaksanakan!" lagi-lagi David kembali memperingat
erlihat tak ramah. Nico memang memiliki wajah galak yang tak ramah namun ia tampan dengan bentuk rahang yang tegas dengan sedikit roman kebarat-baratan. Da
Ya semoga saja, pikir Nico. Setidaknya ia masih memiliki g
*
hnya cinta. Lelaki yang selalu menguatkannya ketika ia harus kehilangan saudari satu-satunya dan memilih untuk pisah dari keluarga angkatnya. Masih jelas di ingatan
at lebih pucat dari terakhir kali Raihan melihatnya sebelumnya. Entah karena ia banyak pikiran karena tiba-tib
t Raihan dingin, "maaf kuralat... maksudku, aku ti
pernikahannya di meja,
itu sembari meraih und
a mendapati tatapan kebingungan lelaki di hadapanny
nikah," jawab Raihan enteng. Ia seakan puas melihat ekspresi keterkejutan pria bernam
menatap sendu unda
salah kalau aku meni
esok?" tanya Bily sembari meleta
an putra dari keluarga Kuiper," jawab Raihan, jujur ia
pun serasa dicengkram oleh tatapan sendu pria itu, pria yang masih ia cintai. Ia tak bisa menafikan bahwa ia pun tak sanggup melih
k mencint
u datang atau tidak besok," lanjutnya sebelum ia membalikkan tubuhnya, m
dan bukan pria yang ia cintai. Ia lalu berlari meninggalkan Bily yang kaku memandang undangan pern
*
di depan pintu utama loby hotel itu, dekorasi pernikahan dengan mawar yang serba putih menghiasi hotel itu. Beberapa body guard berjas hitam suruhan Barack Adhinata mengantarka
andangan Nico tertuju pada gadis bergaun pengantin, tidak begitu jelas terli
." gumam Nico memperhatikan
ke arah Raihan karena tirai pembatasnya tidak begitu tinggi, ia m
ar kembali ke kamar pengantin. Setidaknya, ia harus melihat istrinya setelah mengucapk
*
ika acara resepsi dimulai, "Selamat ya Kak Nico, sem
h, Raisya,"
ikah..." David memeluk
arena pernikahannya berdasarkan keputusan ayahnya secara sepihak tapi b
as Kui
au bukan Barack Adhinata, sang kepala keluarga bangsawan Adhinata. Pria itu memberi isyarat agar para bodyguar
a pernikahan putraku sebagus ini," kata Dav
u tidak kecewa sama sekali." Tatapan dinginnya kini beralih ke Ni
mantap, "tanpa kau bilang
i pun tak menyangka mengapa kalimat itu keluar dari mulutnya sendiri. Sedangkan Barack, sejenak ia hanya menatap dingin Ni
taanmu..." kata Barack ber
npa pengantin wanita. Beberapa teman-teman Nico datang mengucapkan selamat
remy, "akhirnya kau men
kasih,"
pa pernikahannya mendadak b
terima, "aku dijodohkan tib
u kaget kemarin dengar kabar kamu menikah hari ini, aku pikir kamu
u sudah lama tidak berko
h... pokoknya aku mendoakan semoga pernik
a kasi
tamu sudah banyak yang meninggalkan hotel. Dan
k, ia menyerahkan cardlock ke
kan malam bersama wanita namun karena kini ia harus melewatkan malam bersama wanita yang belum ia kenal sebelumnya, rasanya pasti sangat aneh. Nico bingu
*
ck, kembali mengurungkan niatnya. Ia bingung, khawatir dan takut! Bagaimana ia memulainya denga
ia adalah seorang suami sekarang, ia tak boleh takut menghadapi istrinya walau ia tak mengenalinya. Sel-sel otaknya mulai b
u lalu memegang kenop pintu dan membukanya. Beberapa lam
. kau k
tin Nico menyeru. "Y
rang gadis yang mengenakan gaun lingerie ungu tua yang ki
ico, dengan takjub ia me
terlihat sangat jelas. Kulit mulus bak porselennya ter
B