icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kakak Kelas Jahat itu Suamiku

Bab 3 Persiapan Pernikahan

Jumlah Kata:1713    |    Dirilis Pada: 25/03/2024

pukul 04

na kemari. Ini kebiasaan buruknya yang selalu bergerak

itu adalah Edwin. Pria bertubuh kekar yang juga tidur pulas sama sekali tidak membuka matanya bahkan dalam posisi nyaman dengan

dwin yang merasa dingin dikakinya, ia menarik selim

6.00 pa

oran sambil minum kopi di teras belakang. Marta dan mama Piona mulai me

sudah pagi Nak. Ayo sarapan!

i kita?" Mama Piona me

e atas,Jeng!" Marta menarik sa

bangunkan mereka berdua, tapi

nuh berbagai bayangan. Mereka berdua akhirnya kes

ar dan melihat anak mereka tid

angkat kelima jarinya dan di sam

emesra itu ya,

knya, yang mereka lakukan kali ini udah keluar batas dan hal itu bisa menjadi ancaman bua

mu mau menerima anakku ya, Jeng." Eli me

ng." Marta pun

il gawai di dalam kantong lalu m

an karena inilah waktu yang tepat untuk menyadarkan dua ma

hat kesamping kanan. Mengusap matanya sekali lagi, kali ini dia terdiam, ketika pintu yang satu dibuka lagi, barulah Pio

Edwin lagi. Tanpa menunggu waktu, suar

rteriak juga, alhasil kedua wanita setengah ba

na menggertak sambil menyila

harusnya aku yang tanya begitu," jelas Edwin

asaan tidurnya yang buruk. Untuk mengalihkan keadaan yang bis

lalu kenapa

as kamu duluan yang turun keb

dan melemparnya ke pr

s manis itu terus melempari bantal

yang tidak tahan ikut mengambil bantal dan

ri kesempatan, 'kan?" Piona

tan juga. Berhenti nggak!" Pria tampan itu

ok, mesum ya mesum. Otakmu

akhirnya dilerai oleh kedua wanita cantik yang se

kan ..." Marta mengisyaratkan

par bantal, sejenak saling menatap

aksud mereka berdua menghela napas

selnya dan memperlihatkan foto bahkan

alian masih bilang tid

Ma, ini salah paham tadi a

tersebar kalian gimana?" Ternyata ini

ontan wanita yang berambut acak-acakkan

, sini ma! Kasih ke Edwin." Pria itu ingin mengamb

an di bawah untuk sarapan, karena sebentar lagi desainer baju pernikahan dan cin

kuliah, Tante." Piona menge

senmu bilang ke Tante kalau dua minggu ini banyak dosen yang cuti jad

t kesal dan mengertakan kak

htikan Piona dari dalam kamar, ia terkik

at ke samping Piona ya

i- sampai kamu nggak mau menikah denganku?" Ed

k kelas tukang buli akhirnya nikah sama gadis yang di buli,

sambil berdiri dan meninggalkan sang wanita di anak tangga. Piona

ng dukung aku buat nolak, dasar jahat!" Dengan perasaan yang

*

tupi dada bidangnya itu, rambutnya yang masih basah di biarka

malam dari balkon sampai ke dalam kam

ara sendiri masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Ia memutus

lemari boleh nggak? Piona nggak bawa

kok Piona. Aku sengaja membeli baj

gadis berparas menawan ini terliha

h dulu dengan Edwin, ya." Lanj

melipat wajahnya karena ujung-ujun

ahan ini, apa kamu setuju?" Tiba - tiba

dak peduli. "Aku udah bilang kok om, aku

ring atau sendok sayur ke depan wajahnya, agar Pria itu sa

bisa menepuk jidat d

karena para desainer sudah datang," ajak Marta ya

ng, baju pengantin bahkan cincin semua sudah siap. Piona dan

nya menyodorkan senyum alakadarnya untuk menutup

ua belah pihak dari orang tua mereka duduk dan memb

lah Edwin sudah mendapatkan pilihanya. Kemudian di

khirnya

keluar dengan gaun panjang putih brokat yang terurai sampai ke lantai

gat terkesima. Jelas terlihat b

ke putra tunggalnya yang sedari tadi

rdehem sambil menye

h, untuk melihat siapa

terpesona! " Goda wanita

kok." Edwin mencoba

untuk tersenyum, walau hal ini sangat sul

cantik dan calon suaminya harus melakuk

mbuat mereka bingung send

letakkan tangannya, Piona gemetar bahkan keringat dingin membasahi telapaknya. Edwin yang menikmati sua

mbantunya untuk melakukan perintah fotografer. Piona yang terkejut menatap

n letakkan dipinggang Nona dua-duanya!" Fo

kedua tangannya di ping

bertemu lagi. Bayangan ciuman semalam juga menghiasi pikiran mereka masing-mas

ah selesai."Kat

ri minum, ia menahan kegugupannya sejak tadi yang membuat tenggorokannya terasa kering. Ia mengelus da

milih cinci

a untuk memilih. Karena hal itu calon me

ak ada yang bisa terbayangkan dari pandangan masa depannya. Piona mengiku

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka