Kakak Kelas Jahat itu Suamiku
pukul 04
na kemari. Ini kebiasaan buruknya yang selalu bergerak
itu adalah Edwin. Pria bertubuh kekar yang juga tidur pulas sama sekali tidak membuka matanya bahkan dalam posisi nyaman dengan
dwin yang merasa dingin dikakinya, ia menarik selim
6.00 pa
oran sambil minum kopi di teras belakang. Marta dan mama Piona mulai me
sudah pagi Nak. Ayo sarapan!
i kita?" Mama Piona me
e atas,Jeng!" Marta menarik sa
bangunkan mereka berdua, tapi
nuh berbagai bayangan. Mereka berdua akhirnya kes
ar dan melihat anak mereka tid
angkat kelima jarinya dan di sam
emesra itu ya,
knya, yang mereka lakukan kali ini udah keluar batas dan hal itu bisa menjadi ancaman bua
mu mau menerima anakku ya, Jeng." Eli me
ng." Marta pun
il gawai di dalam kantong lalu m
an karena inilah waktu yang tepat untuk menyadarkan dua ma
hat kesamping kanan. Mengusap matanya sekali lagi, kali ini dia terdiam, ketika pintu yang satu dibuka lagi, barulah Pio
Edwin lagi. Tanpa menunggu waktu, suar
rteriak juga, alhasil kedua wanita setengah ba
na menggertak sambil menyila
harusnya aku yang tanya begitu," jelas Edwin
asaan tidurnya yang buruk. Untuk mengalihkan keadaan yang bis
lalu kenapa
as kamu duluan yang turun keb
dan melemparnya ke pr
s manis itu terus melempari bantal
yang tidak tahan ikut mengambil bantal dan
ri kesempatan, 'kan?" Piona
tan juga. Berhenti nggak!" Pria tampan itu
ok, mesum ya mesum. Otakmu
akhirnya dilerai oleh kedua wanita cantik yang se
kan ..." Marta mengisyaratkan
par bantal, sejenak saling menatap
aksud mereka berdua menghela napas
selnya dan memperlihatkan foto bahkan
alian masih bilang tid
Ma, ini salah paham tadi a
tersebar kalian gimana?" Ternyata ini
ontan wanita yang berambut acak-acakkan
, sini ma! Kasih ke Edwin." Pria itu ingin mengamb
an di bawah untuk sarapan, karena sebentar lagi desainer baju pernikahan dan cin
kuliah, Tante." Piona menge
senmu bilang ke Tante kalau dua minggu ini banyak dosen yang cuti jad
t kesal dan mengertakan kak
htikan Piona dari dalam kamar, ia terkik
at ke samping Piona ya
i- sampai kamu nggak mau menikah denganku?" Ed
k kelas tukang buli akhirnya nikah sama gadis yang di buli,
sambil berdiri dan meninggalkan sang wanita di anak tangga. Piona
ng dukung aku buat nolak, dasar jahat!" Dengan perasaan yang
*
tupi dada bidangnya itu, rambutnya yang masih basah di biarka
malam dari balkon sampai ke dalam kam
ara sendiri masih dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Ia memutus
lemari boleh nggak? Piona nggak bawa
kok Piona. Aku sengaja membeli baj
gadis berparas menawan ini terliha
h dulu dengan Edwin, ya." Lanj
melipat wajahnya karena ujung-ujun
ahan ini, apa kamu setuju?" Tiba - tiba
dak peduli. "Aku udah bilang kok om, aku
ring atau sendok sayur ke depan wajahnya, agar Pria itu sa
bisa menepuk jidat d
karena para desainer sudah datang," ajak Marta ya
ng, baju pengantin bahkan cincin semua sudah siap. Piona dan
nya menyodorkan senyum alakadarnya untuk menutup
ua belah pihak dari orang tua mereka duduk dan memb
lah Edwin sudah mendapatkan pilihanya. Kemudian di
khirnya
keluar dengan gaun panjang putih brokat yang terurai sampai ke lantai
gat terkesima. Jelas terlihat b
ke putra tunggalnya yang sedari tadi
rdehem sambil menye
h, untuk melihat siapa
terpesona! " Goda wanita
kok." Edwin mencoba
untuk tersenyum, walau hal ini sangat sul
cantik dan calon suaminya harus melakuk
mbuat mereka bingung send
letakkan tangannya, Piona gemetar bahkan keringat dingin membasahi telapaknya. Edwin yang menikmati sua
mbantunya untuk melakukan perintah fotografer. Piona yang terkejut menatap
n letakkan dipinggang Nona dua-duanya!" Fo
kedua tangannya di ping
bertemu lagi. Bayangan ciuman semalam juga menghiasi pikiran mereka masing-mas
ah selesai."Kat
ri minum, ia menahan kegugupannya sejak tadi yang membuat tenggorokannya terasa kering. Ia mengelus da
milih cinci
a untuk memilih. Karena hal itu calon me
ak ada yang bisa terbayangkan dari pandangan masa depannya. Piona mengiku