Keangkuhan dan Kesombongan
ng pulang dari sungai setelah mencuci pakaian, melihat keramaian di jalan desa dan memperhatikan sosok yang berdiri di depan kereta itu dengan penuh kekag
apan di tengah jalan desa yang ramai. "Selamat datang di desa kami, Pak," ucap Anisa dengan suara gemetar, mencoba menun
r Anda tidak perlu mengganggu," jawab Raditya dengan nada acuh, membuat Anisa semakin terkejut dan terdiam sejenak. Pertukaran kata-kata singkat i
ditya dan bertanya-tanya tentang kehidupan di luar desanya yang tampak begitu berbeda. Pertemuan itu meninggalkan bekas yang dalam di be
u, Pak. Kami hanya ingin menyambut kedatangan Anda dengan baik," ucapnya dengan su
ot-repot," jawabnya singkat, tanpa sepatah pun rasa hormat pada keramaian yang sedang menyambutnya
dak menunjukkan emosinya. "Baiklah, kalau begitu, selamat tinggal, Pak," ucapnya denga
saan campur aduk di hatinya. Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan yang tidak menyenangkan pada Anisa, membuatnya semakin in
u, Pak. Kami hanya ingin menyambut kedatangan Anda dengan baik," ucapnya dengan su
ot-repot," jawabnya singkat, tanpa sepatah pun rasa hormat pada keramaian yang sedang menyambutnya
dak menunjukkan emosinya. "Baiklah, kalau begitu, selamat tinggal, Pak," ucapnya denga
saan campur aduk di hatinya. Pertemuan singkat itu meninggalkan kesan yang tidak menyenangkan pada Anisa, membuatnya semakin in
egitu angkuh?" pikirnya sambil menggaruk kepalanya yang penuh tanda tanya. Ketidaknyamanan dari pert
a Ibu Ratna dengan penuh kepedulian. Anisa menggelengkan kepala sambil mencoba tersenyum, namun senyumnya terasa kaku.
ganggumu. Katakan padaku," desak Ibu Ratna dengan lembut, merangkul Anisa dengan penuh kehangatan. Anisa
seksama, membiarkan Anisa menceritakan kejadian di jalan desa tadi. Setelah mendengarkan cerita Anisa, Ibu Ratna mengusap lembut punggungn
tu masih meninggalkan pertanyaan yang mengganggunya. "Aku akan mencoba memahaminya lebih baik," gumamnya dala
bih sunyi setelah kedatangannya. Ia merasakan getaran ketegangan dari pertemuan singkat terse
ada ibunya, Ibu Ratna, yang mendengarkan dengan serius. "Anakku, jangan terlalu terpengaruh oleh pandangan orang lain.
renungkan kata-kata ibunya, mencoba untuk tidak membuat kesimpulan terburu-buru tentang pria itu. Namun, keingin
terhadap pria misterius itu. Ia tidak tahu bahwa pertemuan itu akan membawa banyak perubahan dalam hid