TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTUKU
a kau?" tanya
a pun, jadi saya keluar untuk membeli makanan," jelas Helios terbata. Kepa
an Helios, wanita itu mengangkat pandangan sambil menghela nafas lega. Lalu, ia berjalan masuk menuju dapur. Mer
atang sambil menarik kursi makan dan duduk, "Aku juga mau na
i pinggir jalan, Tuan," kata Helios ber
ada yang mengambilnya. Ia pikir, jika ia mengatakan di mana tempat membelinya Zeus akan keberatan dan
pinggir jalan. Cepat ambilkan aku sendok!" tanya Zeus mal
kan kesulitan kalau menggunakan s
eus geram. Berani-beraninya H
ik mata pria itu yang membola ketika menatapnya, "Ini, T
a terlihat kesulitan membuat Helios gemas. Merasakan ada yang menatapnya dengan ekspres
asi bebek seenak ini," kata Zeus sambil menco
enak sekali, Tuan
," potong Zeus padahal Helios belum menyelesaik
itam di sebelah kirinya. Beruntung, tadi ia membeli batagor j
n apa?" t
s menunjuk plastik bungkus batagor yang berlumuran bumbu kacang. Ia memakannya langsung
al membuat Hely kelaparan
na gagal menyiksa perut Helios. Padahal, ia baru makan nasi bebek beberapa suap s
u mau beli makanan apa pun makan di tempatnya saja deh. Sayang 'kan kalau dibuang-buang begin
piring juga gelas. Kemudian, ia pergi ke kamarnya meninggalkan dapu
ngetuk pintu dan langsung membukanya. Tepat setelah p
makanan tadi, huh?!" bentak
nya terkena lemparan bantal. "Saya tidak memasukkan apa
ku akan perc
. Melihat hal itu, kemarahannya semakin meningkat. Ia melangkah
sekujur tubuhnya, "Sumpah Demi Tuhan, saya tidak memasukk
asih sangat basah dan belum sempat diobati. Lalu, dengan mudahnya pria itu men
aut berbinar. Sudut bibirnya naik s
banyak-banyak dan membuangnya perlahan. Kemudian, ia me
an ikat pinggangku lagi?" tanya
ali, Tuan," jaw
" Zeus tersenyum sambil menggerakkan tangannya m
" tanya Helios terbelalak me
pikir aku mau menidurimu? Cih! Dasar
nggang itu ke tubuh Helios. Bahkan wanita itu sudah memejamkan matanya bersiap untuk menikmati sentuh
an jangan pergi ke mana-mana. Kalau kau berani keluar dari kamar ini, kau akan tahu send
lios bisa menghembuskan nafas lega. Setidaknya, penyiksaannya akan di
ke dokter," lirih wanita itu mer
h merasa sedikit kenyang dan kembali mendapatkan perlakuan kejam, barulah ia bisa meras
yeringai melihat Helios yang masih terduduk di lantai. Ia
eus sambil mengayun-ayunkan ikat pi
mbalnya terlalu pedas makanya Tuan sakit perut," sanggah Helios berusaha menjelaskan. Ia pikir,
san mengapa aku sakit perut. Yang aku pedulikan saat ini adalah kes
g tidak berhenti bergerak mengayun ikat pinggang. Entah s
belum akhirnya mengayunkan ikat pinggangnya ke pun