Pernikahan Tanpa Perasaan dengan Tuan Atasan
Niela yang bisa menggagalkan rencana mereka. Tanpa keraguan, dia menarik pisau ber
l
. Tak ada yang dapat melihat bagaima
menambah masalah
bari meraba senter dalam tas bawaan. Tapi sebuah h
sebelah mereka. Kindly dengan darah di tangannya bersama Jeri sang supir. Sementara Niela terdiam di tempat
ng berani mencari masalah dengannya. Baku hantam pun terjadi. Adu pisau
u
r
pat tendangan dari Kindly. Pisau
an rahang yang mengeras. Wajah garang
u
u
u
membunuh. Kindly benci pada orang-orang yang berani menggangg
tikusnya." Kata Jer
dulu lari meninggalkan ke-2 rekannya. Tidak jauh ber
sampah." Re
h pun di abaikan. Darah dari goresan luka de
elewati jalur darurat yang tersedia untuk situasi semacam ini. Dia bertemu Jeri kala ingin
t polisi. Alat bukti senjata tajam serta cct
sejak tadi. Ke mana wanita itu? Tidak mungkin dia diculik yang lain kan
y yakin Niela ada di kamarnya. Pri
kl
detik kemudian Kindly mendengar isakan kecil dari arah kamar m
da yang mendekat, Niela mengangkat wajahnya pelan bertemu tatap dengan sang suami. Matanya merah sembab, bibirnya pucat bergeirihnya dengan suara sumbang dan
dia terlihat seperti predator yang selalu ingin me
endak menggendong sang istri tapi
anganmu." Katanya kemudian berdiri,
setiap langkah Niela. Wanita itu rebahan di kasur membelakangi sang suami.
l antar kolega setelah rapat. Acara yang di sebutkan Kindly kemarin. S
g lalu. Tapi saat melewati ruang keluarga, Niela sudah menunggu di sana. W
dangan pinggir jalan. Matanya terpaku pada pasangan yang sedang menyebrang saat lampu merah. Pria itu merangkul penuh
cara orang-orang ber-uang itu. Niela hanya mengekor di belakang Kindly sesuai perintah sang s
dia meman
g mengajak bicara. Tatapan dan senyuman
bersikap l
ang berlari menabrak Kindly dari
embantu si anak berdiri. Suaranya begitu
kasar padak
anita usia 30-an yang baru menghampiri mereka.
. Anak anda
rimak
arusnya tidak bertumbuh dal
istri anda?" Tanya wanita
un dengan mata berkaca-kaca. Namun bukan b
eseorang." Jawab spontan Niela tersenyum ramah. Mat
lagi memasang ekspresi begitu. Hati Niela sakit tak terkira lagi. Seben
irinya. Ingin rasanya pergi ke suatu tempat tak berpenghuni. Meneriakkan segala kepedihan
ulang dalam keheningan. Bag
" Suara Niela di
hkan atensi pada Niela. Diam beberapa detik
ah ada yang m
di ka
rse
Niela. Mereka punya urusan masing-masing. Pernikahan mereka ha
ri membuka map berisi ijazah dan surat-su
peduli pada pena yang menggelinding jatuh ke lantai. Atensinya fokus pada si penelpon sembari bersandar ke kursi kebanggaanny
k. Masih be
ang kuberi waktu lalu." Katanya menge
lak Niela halus. "Itu ti
rcanda. Mana mungkin ju
meremas ponsel. Tak mengijin
nggil Hare
ya. Tidak sepenuhnya bohong juga karena di depannya memang ada
u saja. Ingat aku yang melamarmu bekerja
bos-nya barusan. Harell belum
g tidak e
h kamu saja. Yang penting
ngin dengar dari suaminya. Perhat
past
ku jika per
chat Niel kalau ada yan
p ju
lang semenjak malam sial kala itu. Semua masalah terlupakan sejenak. Pang
omputer di hadapannya. Aura hangat tadi menguap entah ke man
ang kau lakuka