Dikejar Jodoh
ang kekasih. Lagi-lagi masalah tentang Elena yang ketahuan bekerja hingga larut malam. Namun, di
au aku supaya aku paham apa yang kamu mau. Berapa kali aku bilang untu
aku lakukan ini semua karena memang tanggung jawab aku," balas Elena yang mencoba menekan amarahn
sadar gak sih kesibukan kamu itu membuat kita makin berjara
san Elena bekerja saat ini. Ia hanya ingin h
h. Aku punya banyak uang kalau kamu lupa. Kamu tinggal bilang dan aku akan kasih dengan
kamu kesal. Aku minta maaf. Tapi
gini. Kamu tinggal bilang kamu mau apa. Kamu tinggal jadi istriku dan duduk dengan mani
hkan sampai saat ini lamarku pun belum kamu jawab, Len. Aku butuh kepastian, Len. Bunda bahkan sudah gak sabar supaya kita cepat menika
-lagi membahas masalah itu. Masalahnya sampai s
u jawab? Atau... ada pria lain yang kamu sukai?" tu
khir kalimat. Sejujurnya ia bukan tidak mau. Hanya saja ia merasa belum begitu
tengah mencemooh jawabannya. "Belum siap? Butuh berapa tahun lagi
nidasi. Membuat Elena takut karena masalahnya ada di dalam dirinya sendiri. Maaf, Dam. Aku gak b
ktu," pinta E
ran, sebenarnya kamu cinta gak sih sama aku?" tanya Damar deng
kita. Coba kamu pikirkan mau dibawa kemana hubungan ini. Apa kurangnya aku sampai kamu gak yakin untuk jalani hubungan ke jenjang selanjutnya sama
a kepada Elena. Di saat yang bersamaan, seorang wanita masuk ke dalam kamar yang
han, yah?" tanyanya
ti enak mainnya," lanjut wanita itu s
ata pria itu langsung menyerang sang wanita dan menjatuhkannya di atas ranjang. "Gak perlu. Toh, nanti juga lo keringetan lagi
ntuk saling memuaskan. Hingga akhirnya tubuh keduany
a itu menutup mata menggunakan lengannya. Me
Damar dalam. "Ada masalah lagi? Lo gak capek berantem terus?" tanya wanita itu. Sebenarnya Janeta sempat mendengar yang marah kepada
n sih hubungan kalian? Mending putusin aja," lan
ar ocehan dari Janeta. "Lo kalau gak tau apa-apa mending die
e arah Damar. "Percuma cinta kalau lo gak bahagia. Buktinya,
lo bandingin diri lo sama pacar gue. Dia wanita baik-baik yang bakalan gue nikahin. Sement
tau kelakuan lo di belakang dia kayak gini?" tanya
aja sesuai omongan lo di awal. Dan hubungan kita ini gak akan diketahui sama pacar gue. Dia gak b
*
ak kau begitu memasuki pekarangan rumahnya. Seingatnya malam ini ia seharusnya sendirian. Elang, adikny
uga dijawab oleh pria itu. Dengan perasaan tidak tenang, Elena mencoba berpikir dan me
akinya untuk berjalan menuju pintu. Sambil menguatkan hati ia membuka pintu ru
g tengah berada di dalam rumahnya itu menatapnya tajam. Mem