SEKERTARIS MAUT
pekerjaan yang sempat tertunda dua bulan yang lalu," ujar Antonio
andwich yang sedang dia pegang. "Bai
hari dan ayah sudah kembali ke Indonesia," jawab Ant
eja makan seketika hening saat Lisa Sekertaris kepercayaan Antonio datang menghampiri meja makan. Pandangan semua orang teralih pada Lisa, Ya, semua orang begitu kagum dengan penampilan Lisa yang hanya seorang Sekertaris. Namun, di balik itu semua Kinara dan H
sudah saya siapkan Pak." Dengan senyuman lebar, Lisa mengutarakan kedatangannya pagi ini ke rumah megah keluarga Antonio. Bukan hanya penampilannya saja yang sangat mempesona, namun suara Lisa juga
agasi mobil," ucap Antonio. "Tunggu! Satu lagi, tolong juga kamu bawakan tas hitam saya yang berada di kamar utam
p Lisa yang terlalu berlebihan sebagai seorang sekretaris. Wajar jika anak-anak dan bahkan istri Antonio begitu was-was terhadap Lisa, karena zama
rang-barang anda terlebih dahulu.
kamar Antonio dan Delima dengan
tidak bisa menyentuh keras kepala seorang Antonio. Bahkan Delima istrinya-pun tak bisa membuat Antonio menurut padanya. Tetapi, Lisa selalu menjadi andalan sang Ayah. Sama halnya seperti sekarang, Antonio beg
aaa
ngan cukup kencang, membuat semua orang berhasi
emua orang sedang sarapan, tidak s
ng berada di depan meja makan. Wajar saja jika saat in
t ke kampus sekarang," ucap Humaira dengan su
mendadak kasar. Karena jika Humaira bertemu L
jam kuliah kamu siang ya sayan
ya pada Humaira demi memecah
ak suka. Begitulah tatapan yang selalu Humair
ucap Humaira sambil mengangkat alisnya menatap sang ayah. "Jaga suami anda supaya pelakor tidak bisa masuk kedalam
kamu dari kecil! Dimana sopan santun kamu sebagai anak? Apa in
nda tidak suka, atau bunda tersinggung maafkan aku. Tapi, tolong fikiran ucapanku tadi. Jangan sampai hal yang di lakukan ibu kandung kami, terjadi pada Bunda di kemudian hari. Karena sebaik apap
n Antonio, karena luka yang Antonio berikan terlalu besar untuk anak-anak yang masih haus kasih sayang seorang
elanjutkan ucapnya, karena Humaira sud
aku pamit pergi dulu," ucap Zidan yang kemudian pe
ergi. Karena Zidan juga harus pergi ke kampus,
an suasana tegang dan hening. Delima memandang wajah Kinara yang terli
akan pergi ke kantor
nyum tipis. "Hmm, aku akan pergi ke kantor setelah me
io dengan tergesa-gesa. Wajar saja, mungkin karena berat mengangkat barang bawaan ayahnya itu.
etika buyar saat ponsel
balik sambungan telepon. "Sial! urus semuanya! jangan sampai dia m
a dengan kasar. Bahkan Antonio sempat menggebrak meja makan di hadapan K
Kinara saling menatap satu sama lain dengan tatapan bingung. Bisa dilihat dari wajah keduanya, mereka pasti
AMBU