Bisikan Takdir
ngun dari tidurnya melihat tubuhnya sudah
ng ditarik pada area kemaluannya, sakit mulai terasa dan
memanggil Suaminya yang
am, tengah malam dan
itu membuat Dila sedikit khawatir, "Yang, k
apa
yank, tapi perasaan
erawat Desa yang memang sudah ditugaskan dalam urusan melahirkan, namun dila bers
k, kan belum sepenuh
la sudah mulai merasakan kontraksi dalam perutnya, Sembi mulai menuju bidan
Dila sudah kering sedangkan rasa sakit tidak berlangsung lama, terpaksa Di
asa sakit bisa terus berlangsung, Dila hanya bisa merasakan sakit dan sakit, namun dia ti
ang beberapa jam rasa sakit mulai tidak bisa dibendung lagi, Dila berusaha untu
akit yang amat menusuk diperutnya, selang tiga puluh menit tidak lama kemudian t
arah dan tubunya kejang! Kelalayan perawat tidak bisa dipungkiri, mereka han
Neneknya yang menemani berteriak melihat k
er Dok
maninya histeris dan mulai menangis menghawatirkan keselamatan Anak semata wayangnya itu, seb
luarganya, kami akan melakukan
an maaf, Dokter." ungkap Neneknya dengan derayan air mata, karena Nene
temannya siap siaga didepan pintu bersalin menghadang perawat, kalau saja terj
hidung Dila sebagai penanda akan nyawa Dila, keluarganya hanya bisa me
am jam perawat dan Dokter mencoba m
ab," tutur Ayahnya, serasa diteror, Dokter yang awalnya pasrah kepada tiga per
k yang akan dia dengar, tuntutan demi tuntutan terdengar dari Nenek
awas saja kalau Anak saya kenapa napa," Neneknya semakin marah dan mulai memaksa untuk masuk kembali ke
ing kamu selamat," celoteh Neneknya yang membuat Sembi
ng bisa Neneknya utarakan, empat jam l
perkara yang paling ekstrim dan rawan terjadi, tind
ar, "Dokter bagaiman
ami hanya bisa memaksimalkan perawatan, kemungkin
h sakit di Desa selama persalinan berjal
ingat kondisinya yang tidak stabil kami khawatir kalau Ibu D
, raut wajah yang memelas membuta siapa
alahan perawat, kenapa ari ari Anak saya tidak langsung ditangani, kenapa h
arkan diri saja, namun kami cek dan kami coba kondisikan juga ari arinya sudah
ya yang semakin tidak karuan menangisi Dila yang tidak kunjung siuman, Ayah dan Ibunya yang su
tidak diperkenankan masuk selain Perawat, Dila masih saja memejamkan m
ap banyak misteri yang menjadi teka teki, malam jum'at yang menjadi saksi bisu tepatnya jam enam p
Dila tidak mungkin terhapus begitu saja mengingat empat tahun kebe
na keadaan Dila