icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Jadikan Kau Ratu

Bab 4 Kartu As-mu Ada Padaku

Jumlah Kata:1806    |    Dirilis Pada: 01/03/2024

dung. Matanya menyusuri sekeliling dengan tatapan penuh kagum. Ya, Darren tiba di sebuah perusahaa

bak," sa

Darren dapatkan dari sang resepsioni

mu dengan T

membuat

en

arren G

, Mb

ang resepsionis menunjukkan arah ruangan Bagas, diman

ggu panggilan untuk interview tentu saja pengalaman kali pertama baginya. Mes

saatnya Darren masuk ke dalam ruang

, Tuan Bagas,

Bagas sambil menunjuk

nya sekretaris menyerahkan doku

!" titah Bagas k

angguk dan menin

duk di tepi meja tepa

at membuka dokumen milik Darre

carnya Thalita? Ups! Bukan p

enganggu

ikan jangan pernah dek

imengerti. Lalu, apa ini intervie

pi, sepertinya cukup. Hanya peringatan itu saja

ecek dokume

Thalita. Tidak mungkin dia mempromos

ad

di bawahku. Lebih tepat

an itu tentu saja akan memudahka

Bagaimanapun juga aku tidak senang dengan ke

Bagas terhadapnya, karena yang terpenti

mulai b

n. "Woow! Itu pertanyaan yang aku

ug

hkan agar Darren mengeceknya dengan teliti dan harus selesai dalam kur

al Pasal 1 dan Pasal 2. Pasal 1, bos tidak pernah salah dan Pa

k. Terlalu malas bagin

*

g kerjanya yang tak j

tok

" titah

seorang wan

... Bu," balas D

ku Marisa. Sepertinya kita

. Salam kena

Bagas untuk mengajari Darr

a dua orang yang menjadi asistennya, tetapi memilih ke

terseny

putra dari pemilik perus

enyipit.

mulutnya. "E-e

jar bos berpacaran dengan karyawa

rren. Wanita itu meminta agar Darren mera

gas sangat mewanti-wanti agar ti

orak. Ia bisa menggali

Aku bisa men

n hanya itu, Marisa memberitahu ten

sambil memperlihatkan sebuah tablet. "Kau jug

en. Pun Marisa mengatakan jika Darren pasti ma

lu kau tanyakan, bisa menemuiku di ru

napa Anda bekerja

kretaris Tuan Sadewo. Setelah putranya lulus kuliah, Bagas dipaksa un

tidak langsung jadi

pin saja ancur, apalagi langsun

pala. "Tapi, Nona juga keren.

ang kalo bukan karena duit mana mau

n. Pun dengan Darren yang fokus d

gat cepat menurut Darre

*

uduk menikmati makan siang bersamanya. Tanpa Darren ketahui, di meja pojok sana ada seorang gadis yang menatapnya k

a?" tanya D

bisik salah s

. Bagaimana tidak? Wanita itu memakai rok di atas lutut dengan atasan kemeja yang ketat

k di sini?"

untuk semua karyawan di s

ari pemilik perusahaan ini."

habis, kemudian berkata, "Salam kenal,

ingi senyum yang sinis. "Wow, menari

*

benda yang terjatuh di ruangan Bagas. Pria itu mengendap, mendekatkan diri ke arah pintu. Jelas Darren bi

h!" desah seor

g! Aaahh ... aku suka,"

arisa yang memegang kendali. Darren segera merogoh ponsel yang ada di saku celana dan dengan hati-hati membidikkan kamera. Posisi Marisa yang duduk di pangkuan

n. Gegas ia meninggalkan tempa

ke tanganmu! Aku akan pertahankan Thalita! Terserah kau mau bilang

nghubungi

a-

mengirim pesan sebelum Kakak yang menghubungimu te

i. Jemarinya dengan lincah menghapus foto, pesan terkirim dan

enar?" ucap Darren, lalu men

rahat. Ponsel disimpan di meja, kemudian duduk bersandar pada kur

nya. Ia melihat seseorang mengendap masuk, melangkah ke arahnya. Dialah Bagas. Ia melihat jika pria

a menggeliat dan membuka mata. "Eh, Bos

saja. Dan ternyata tidak kau kunci. Pake, dong, k

ya Anda,

a, kenapa belum waktunya masuk kau sudah menyalakan lampu? Pera

aaf, aku tidak biasa tidur

rdiri hen

!" tita

e dalam saku celana, Darren men

au masuk melihat ke ru

e ruangan Bos? Tida

" Bagas ber

Darren, membuat langkah Ba

pa

angan And

saja, kemudian me

aannya benar. Bagas pasti menyadari hal itu karena melihat lampu ruangan Darren s

mbali ke

ang?" tanya

angkat ked

tau apa pun. Lain kali

mengangguk se

*

n cemburu, melainkan rasa benci dan jijik terhadap Bagas. Ingin rasanya saat itu

ng, telepon aku,

it, dan tepat dimenit ketiga

al

ngsung beritahu papa?" tanya Thali

n, deh, nyamber a

f, Kak. Lalu

akan mengumpulkan bukti lain dimana foto terf

yang tepat,"

aku ke Kantor Baga

tri. Hamba ak

telepon

tok

boleh Pap

pan ponselnya

a, masu

njang. Pun ia meminta Tha

rasa sakit? Di mana?

m mengiringi. "Tidak, Nak. Papa

ngernyit.

Thalita harus meresmikan

Kamu lihat, kan, tadi pagi mamamu yang mal

jun langsung, Papa sama mama cukup diam di rumah saja. Tapi, untuk m

dirinya akan meminta berbi

ak,

sakan keinginannya. Segala cara akan ia l

a Papa, tapi nanti. Jadi, untuk sekarang bi

mbira oleh Thalita, karena selama dua bulan itu ia akan mengumpulkan bukti jik

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Bagai Bumi dan Langit2 Bab 2 Cemburu3 Bab 3 Janji Darren4 Bab 4 Kartu As-mu Ada Padaku5 Bab 5 Bawa Aku Pergi6 Bab 6 Hasutan Helena7 Bab 7 Pengakuan Thalita8 Bab 8 Nasib Marisa9 Bab 9 Peluang Emas10 Bab 10 Kepercayaan Sadewo11 Bab 11 Berhasilnya Rencana Bagas12 Bab 12 Masuk Penjara13 Bab 13 Pernikahan Thalita dan Bagas14 Bab 14 Bukan Malam Pertama Impian15 Bab 15 Tinggal Kenangan16 Bab 16 Permainan Sang Penguasa17 Bab 17 Pertemuan Dengan Thalita18 Bab 18 Sandiwara Cinta, Dimulai! 19 Bab 19 Ancaman Rossi20 Bab 20 Modus - Modal Dusta Darren21 Bab 21 Tidak Saling Kenal, Itu Lebih Baik! 22 Bab 22 Aku Selalu Ada Untukmu23 Bab 23 Darren--Sang Detektif24 Bab 24 Semua Demi Kamu25 Bab 25 Pantas Untuk Bahagia26 Bab 26 Kencan Ala Helena27 Bab 27 Diluar Dugaan28 Bab 28 Sakitnya Thalita29 Bab 29 Amarah Bagas30 Bab 30 Kritis31 Bab 31 Kemarahan Abimanyu32 Bab 32 Penyesalan Abimanyu33 Bab 33 Penangkapan Bagas34 Bab 34 Gugatan Cerai35 Bab 35 Kepulangan Darren36 Bab 36 Pesta Sambutan37 Bab 37 Buka Cabang38 Bab 38 Kejutan Dari Rossi39 Bab 39 Tamu Tak Diundang40 Bab 40 Batalnya Pertunangan41 Bab 41 Bertemunya Darren Dengan Thalita42 Bab 42 Keputusan Darren43 Bab 43 Permintaan Rossi44 Bab 44 Terkuaknya Rahasia45 Bab 45 Kehancuran Sadewo46 Bab 46 Sadarnya Olivia47 Bab 47 Kedatangan Sadewo48 Bab 48 Kesepakatan49 Bab 49 Ketika Sang Pewaris Bertahta50 Bab 50 Rindu51 Bab 51 Jadi Pawang52 Bab 52 Permintaan Olivia53 Bab 53 Sehari Bersama Thalita54 Bab 54 Bebasnya Bagas dan Helena55 Bab 55 Rencana Bagas dan Helena56 Bab 56 Bagas - Menuntut Hak57 Bab 57 Keberhasilan Bagas58 Bab 58 Kesempatan Untuk Bagas59 Bab 59 Kemunduran Bagas60 Bab 60 Balas Dendam61 Bab 61 Hukum Karma62 Bab 62 Rencana63 Bab 63 Duka Diatas Pesta64 Bab 64 Semakin Tua Semakin Menjadi65 Bab 65 Izin Abimanyu66 Bab 66 Senandung Cinta67 Bab 67 Nekat Menikahi68 Bab 68 Tanda Cinta dan Sayang69 Bab 69 Gagal Bercinta70 Bab 70 Ingin Bercerai71 Bab 71 Dipulangkan Bukan Berarti Bercerai72 Bab 72 Saling Menyalahkan73 Bab 73 Restu Sadewo74 Bab 74 Thalita-Meminta Restu75 Bab 75 Kado Spesial Untuk Darren76 Bab 76 Liburan77 Bab 77 Malam Pertama78 Bab 78 Sadewo -- Cari Perhatian79 Bab 79 Rossi --Luluh