Bos Posesifku
g menyapa dirinya. "Selamat pagi, cantik," sapa seorang
g sosok di depannya. 'Ganteng banget. Mata biru
apa, ya?" tany
a William, wakil CEO sekaligus sahabat Richard," jaw
aki-laki tampan itu begitu luwes menyentuhnya, padahal baru berjumpa pertama kali. Sedik
on bimbingannya selama bertug
da bos, bicara santai saja. Aku ingin kenal l
genitnya minta ampun ...'
uangan presdir." Vio bergegas menghindari William. Laki-
er seperti William. Daripada tangannya melayan
encari pacar. Vio merinding mengingat sikap William tadi. Bisa-
diabaikan begitu saja. Muncul rasa penasara
a tak ada satu pun wanita yang bisa tahan akan tatapannya.
iapa yang tahan akan pesonanya? Namun, Vio berbeda. Bukannya terpana, malah dia tampak jijik dan
melawan pesonaku," gumam William tersenyum menatap ke
uk Vio sekarang. Bagaimana tidak, baru saja selamat dari buaya darat,
? Mau nge-gym bukan di sini te
bata-bata, saking kagetnya
nya kerja, mengerti kamu? Mana jadwalku? Cepat bacaka
Anda ...." Vio pun membacakan
u meeting!" perin
mpun! Bisa copot lama-lama jantungku
ichard marah-marah seperti tadi. Sebenarnya Richard ke
ampiri Vio. Richard hanya berlalu menuju ruangannya. Ka
ichard heran pada dirinya sendiri saat memper
asa walaupun Vio selalu jadi bulan-bul
endam banget sama kamu selama meeting tadi?" ta
Ricky. Mungkin bos lagi bad m
nya aku. Kapan pun aku siap bantu kamu
uus!" ledek
ncibir pada sahabatnya. "Namanya juga usaha, Dim," ujarnya
pria yang baru beberapa hari dikenalnya. Untunglah Renny m
Kita ke kantin, yuk! Ud
*
n dan ketekunannya dalam bekerja. Vio semakin akrab dengan keempat rekan
ni,' batin Vio berharap. Hatinya sedikit cemas. Ia mondar-mandir di
melihat asisten Tio melangkah ke ar
d memanggilmu ke ruang
it menunduk hormat lalu sege
datar dan dingin sang atasan yang langsung mend
i, Viola. Apa kesan kamu selama bekerja bersamaku s
a satu minggu, saya merasa tertantang untuk terus melakukan yang terbaik dalam memajukan perusahaan dan apabila saya diterima di sini, saya akan terus menge
at kuat ternyata, ya,
erintah Richard ambigu sam
lau iya, tolong beritahu apa salah saya agar di kemudian hari tidak saya ulangi lagi ketika melamar d
un menggema di ruangan itu. "Beraninya kamu mau melama
telah aku training capek-capek seminggu ini dan sudah
k percaya mendengar penuturan sang atasan. Bagaimana tid
rima," tandas
o berlonjak bahagia. Ia melupakan se
Tak ragu, ia kembali membentak Vio. "Berisik! Jangan norak, kamu! Keluar s
ar. "Maaf, Pak. Saya hanya terlalu senang. Terima kasih telah menerima saya menjadi bagian dari perusahaan ini. Saya akan berusah
perti Vio. Tak hanya cantik, tapi juga pintar dan bermental kuat. Terlebih, Richard merasa nyaman ber
apa ini se
ambu