Bos Posesifku
jadi pendampingnya karena ketampanan dan kekayaannya. Namun, ia tidak memedulikan wanita mana pun yang mendekat
ay karena selalu berinteraksi dengan William dan Tio sepanjang waktu. Namun Richard tak me
bil tersenyum. Hari ini Vio tampak begitu canti
bentak Richard garang. "Bacakan jadwalku dari ha
nyuman indah Vio. Namun, segera ditepisnya perasaan aneh itu.
goda kulkas macam dia. Sabar, Vio! Ingat
ang saham, jam 1.00 siang ada jadwal makan siang dengan klien dar
al Richard yang sudah dia
bersiap, Sekre
sedikit pun. Padahal dalam hatinya, Richard kagum akan kece
tannya,' puji Ri
alan dengan staf kantor lainnya. Tidak butuh waktu lama Vio langsung bisa berbaur dengan staf di sana. Mulutnya yang ceplas-ceplos, tapi
bagian keuangan. Salam kenal. Sem
wesan Viola hingga tak sadar masih memeg
disikan, dong! Gantian, kita ju
m manis pada gadis itu. "Aku Dimas, staf bagian adm
Senang bisa kenalan sama kalian. Mohon bimbingannya, ya! Aku jug
Vio," kata Renny, s
kelakuan bos kita. Nurut aja! Dijam
tegas banget, ya?"
ngin, cenderung kejam, Vio. Namun, tak usah khawatir! Kalau ada kesulitan, ta
Renny, Sarah dan Dimas ko
urut aja, Vio. Dijamin aman
terima dengan baik oleh rekan kerjanya. Makan siang di
panggil Tio, memutus tawa riang gadis itu yang
," jawab V
," lambai Viola pada rekan-rekannya. Viola
tanya Vio ramah dengan senyum y
Richard garang, tak mau
o dalam hati. "Baik, Pak." Vio memilih
n kita hari ini dari Amerika. Pastikan dia mau bekerja sama dengan kita! Ini kartu perusahaan, b
lam ini, bukan dengan
lalu dibantah calon sekretarisnya itu. "Meeting ini dadakan. Cancel saja
misi!" jawab Vi
pa bosnya selalu saja marah-marah. Apa ada yang salah pada dirinya? Vio se
aja untuk pergi ke butik. Kamu bisa
isi!" jawab Vio mengambil kunci da
saja sampai, hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelaku
enting mendingan keluar
lihat sekretaris baru lo. Ca
e! Urus saja pacar-pacar dan teman
angan larang gue, dong! Dia bebas, bukan milik lo," goda William lagi. Pria
Richard kasar lalu tanpa memedulikan sahabatnya,
hirnya mengekori Ricard sambil berseru. "Eh, mau
*
a. "Presdir marah, nggak, ya? Kalo aku beli yang ini? Cantik gaunnya, tap
n silver yang terlihat anggun, lengkap dengan outer yang menambah keeleganan gaun tersebut. Vi
menghadapi klien Amerika itu, sekalian pembukt