Rahasia Sang Suami Muda
ta saat terbangun dari tidu
! Kau s
a terpojok ke dinding, menatap takut pada pria tampan berperawa
ia
ven
mik
ata
fi
tag
bali semua yang terjadi, juga mengingat a
alam kamar yang sama dengan pria y
?!' Aku akhirnya ingat jika telah kehilan
at, mungkin menyadari ketakutanku, sembari berdiri dari tepi r
mpat tidur. Sambil menunjuk kertas itu dia kemudian menjelaskan, "Ini surat izin membawa senjata ap
khirnya menurunkan pandanganku pada selembar kertasu. Tidak sembarang orang memiliki izi
kalau dia tiba-tiba menyergapku. Aku kemudian membaca tulisan di kert
bernapas lega, setidaknya sedikit dari ras
ata api? Kalau kau bukan penjahat, apa kau seorang
ahnya, juga bisa mendengar
pengawal priba
da manik hitam di kedua matanya, mempelajari apakah ada kebohongan di sana,
a padanya. Setidaknya dia
njatanya?"
lalu kembali dengan membawa komponen senjata api yang masih
yang masih terbongkar, aku
ebesar itu? Maksudku... Aku juga mel
ah membongkar tasnya.' Tanpa sadar aku menepuk mulutku yang suda
angguk. Hanya itu jawaban
dia sudah menjelaskan dirinya bukan penjahat, tapi aku tetap ingin memastikan
ahnya. Dia terkejut, lalu terlihat jela
tidak bekerja
.
kukan hal yang m
begi
udah membuat
kedua tanganku. Aku benar-benar merasa malu karena sudah bersikap
h?' Aku menyesal karena telah kehilangan ketenangan di hadapan p
senjata api di hadapannya, kan? Ini tidak memalukan. Bukan pula ke
iku lagi, aku merasakan kelembaban dan basah di a
di hadapanku, aku langsung merab
dengan ragu, seperti menyadari
t celana panjang ketatku yang memiliki bekas basah leb
rbalik lagi untuk mengambil pakaian ganti di lemari, lalu bergegas berlari
kanku sambil mengulum bibirnya. Aku tahu di
Benar-bena
❀
ir jernih kembali. Mencoba mengesampingkan pemikiran lain, aku m
. Pakaian yang sama dengan yang kukenakan untuk pe
ntikan celanaku yang basah. Dia mungkin benar-benar bukan orang j
i balik pintu kamar mandi, menatap
a aku kuran
uk di sofa. Terlihat jelas kalau dia sedang menungguku di sana. Tapi aku baru mengha
aimu," ucapku pelan set
njang. Hanya satu baris sofa yang muat untuk 3 orang.
ga ingin meminta maaf k
tidak melirik ke arah tumpukan uang itu sejak keluar dari kamar mandi tadi. Tumpukan uang yang ham
nyaku dengan kedua mata yang ma
ran secara benar. Saya ingin melakukannya, tapi ibu Anda mengatakan
tu y
ar ibu tiri
hirnya mengangguk pelan saat ingat apa yang ibu tiriku katakan padanya juga sama
saya gunakan untuk melamar Anda, uang yang i
pa
ara tidak sengaja, memekik kaget m
ak untukku lagi? Eh...?' Aku tiba-tiba menyadari maksudnya. "Apa kau in
ya memang ingin memberi
aku ikut rugi juga,' sesalku dalam hati, mengira kalau dia pasti membatalkan niat untuk membe
tidak ingin menikah. Anda mungk
na kau b
pada Anda, ibu Anda selalu memberikan
s. 'Intuisinya bagus juga. Pengawal pribadi meman
nyak uang ini?" tanyak
kal sehatku yang berusaha mena