Rahasia Sang Suami Muda
alu muda. Lagian pekerjaannya juga tidak
rena merasa malu pada teman-teman dan tetangga yang sering menyindirku
rawan tua terus sama teman-teman kita." Kalimat sindiran itu hampi
kehidupanku. Masih ada Bu Devi, Bu Siti, Bu Rosa dan banyak lagi. Mereka selalu membicarakan hal
embawa foto beberapa pria, yang juga sedang mencari
emilih foto salah satu pria yang sedikit lebih tua dariku, juga memiliki pekerjaan y
memilihkan pria lain. Pria yang fotonya pernah kusingkirkan s
pria yang lebih muda. Bukan... Tentu saja bukan begitu maksudku. Andai dia lebih muda, setidaknya cukup dengan ja
jauh untuk menjalin hubungan cinta, apalagi menjadi suami-istri,"
idak terlalu aneh. Kalau wanitanya? Entah untuk
aan jelas. Belum lagi dia juga orang kampung yang tinggal di s
tentu tidaklah mudah. Jangankan untuk mencari pekerjaan, untuk mencari makan s
ama kamu, Keysa Andi
padaku. Andai sedang tidak ada maunya seperti ini, dia biasanya bukan hanya membentakku
u sudah mendekati kepala 4!" Tambahnya dengan nada ketus. Mat
u. 'Masih ada empat tahun sebelum aku berusia 40 dan itu masih lama. Kenapa Mama m
. Kerjanya juga tidak
kerja di perusahaan manufaktur itu, kan? Lebih baik juga kalau dia di rumah, meng
Yang ben
kahi sangatlah jauh dari yang kuimpikan selama ini -lagian
enerimaku yang usianya jauh lebih tua darinya sebagai istri. Bisa
lau suami mereka hanya sibuk bermain game sepulang kerja, t
rsama di rumah saja seperti itu, bagaimana dengan suamiku n
ain untuk berduaan di rumah sementara aku sedang bekerja. Apalagi selama ini dia hi
lau agak dekil juga sih-. Ku rasa dia tidak bodoh untuk tida
a itu pada ibu tiriku, memberikan informasi kalau pria itu mungkin anak
ka usaha dan bangkrut karena membuka usaha saat masih berusia 18 tahun, jadi
anggota mafia yang kabur ke Kalimantan saat kelompoknya diburu polisi. Walaupun ya
ihat fotonya beberapa hari lalu- langsung mengeleminasinya
ikah bukan akan membuatku nyaman dan bahagia berada dalam lindungan dan
kan pula terlalu mematok standar yang tinggi sehingga tidak menikah-menikah juga. Ada
dup sendiri. Aku ingin hidup bebas di hari tuaku. Berjalan-jalan keliling dun
okoknya siapkan saja foto ukuran 4x6 sebanyak du
ngos pergi keluar rumah. Bisa kutebak, dia pasti ingin
hari tanpa bergosip, bahkan
barkan diriku sendiri. "Sial... aku harus menemukan cara untuk keluar dari
ralih pada pintu lain di mana ayah kandungku, yang lumpuh
elalu mengikuti kemauan ibu tiriku. Bukan hanya kali ini saja, namun di
asibku se
uka pintunya sedikit lalu mengintip ayah
aku dan ibu tiriku bicarakan. Aku tidak ingin menambah beban piki
pada rumah yang kami tempati ini. Rumah yang memiliki tan
kami ini karena ada beberapa pengusaha yang su
anku. Sayangnya ayahku telah melakukan kesalahan karena setuju dengan ide ibu tiriku yan
ingin mendapatkan rumah dan tanah in
❀❀