PERHIASAN TERKUTUK
n jarik dan menutupi jenazah Budhe Sastro agar tidaķ menarik perhatian karena bagian bawah kain kafan itu
Ibu-ibu yang lain pun segera membantu memasak dan mencuci piring. Dapur hening ketika kami bekerja. Suasana meman
elesai, Mbak Tu
atanya pelan agar tidak me
kamar di rumah Budhe Sastro. Bulu kudukku langsung m
bilang sama saya untuk membuka kotak
nelan
pa, Tum?
u, Bu," ja
hadapan dengan kikuk
jakku melihat kotak itu,
m mengg
atau perhiasan, Bu. Makanya saya minta
ak biar ada saksinya," kataku. M
alu kupikirkan, yang penting cepat terselesaikan. Setelah Bu RT masuk, Mbak Tum su
kamu suruh buka ini, Tum?
pagi
ilangnya
diminta mengambil kotak kayu di dalam lema
nya Bu RT t
Tum t
tak kayu semuanya untuk sa
liki anak, suaminya sudah lama meninggal. Sepertinya tidak ada yang tahu keluargany
ya dibuka. Kita lihat bersa
gangguk m
lauan emas dan berlian terkena lampu. Mbak Tum terkesiap. K
semua ini, Bu," kata Mbak
n kamu memilikinya. Kamu kan, selama ini mene
geleng-geleng
tiap bulan saya digaji," k
Mbak Tum, tiba-tiba dia berbalik
he Sastro untukmu," kata Bu RT mengem
rtiga t
i saya berikan untuk kas RT s
rpandan
nya apa yang kita lakukan di sini," kata Mbak Tum dan dia
Tanpa Mbak Tum kamar itu tiba-tiba menjadi lebi
nggu besok-besok, kan budhe baru saja meninggal, kayakn
gangkat
kata Bu RT lagi, "Bu Nur, sekarang begini saja. Daripada nanti saya bingung menjelaskan kepada wa
kami mulai membagi perhiasan itu sama rata. Pembag
TU
UDHE SAST
begitu kurus dan renta. Dia yang telah membuat anakku pergi. Dia yang telah menggu
ku, seakan-akan tahu aku sedang memandang
," kataku, berpura-
guk dan masuk
odeh, ya , Tum. Sama siapkan kop
engan
nyetrika," katanya
ak a
budhe, ngga
ters
akanmu, enak," kata budhe
aku melanjutkan pekerjaanku. Tapi kali ini budhe mem
elan', Tum," kata budhe ketik
itu apa
lainnya bekal. Bekal gaib
berg
daku. Aku sudah punya bekal itu sejak kecil. Aku sudah serin
uat suasana rumah ini begitu dingin dan agak
Aku tahu waktuku suda
erajuk. Padahal dalam hati aku bersorak, kalau memang
agi aku akan menghadap yang kuasa," dia berhenti
ngin dingin yang bertiup samar-samar di
imasakkan lodeh, ya. Jangan lupa kopi pahitnya,"
oreng tadi sudah bereaksi, tinggal menunggu hasilnya nanti. Mungkin agak sore atau malam. Aku tersenyum lag