icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PERHIASAN TERKUTUK

Bab 3 Bagian 3 : Rahasia Malam Itu

Jumlah Kata:1039    |    Dirilis Pada: 13/02/2024

n jarik dan menutupi jenazah Budhe Sastro agar tidaķ menarik perhatian karena bagian bawah kain kafan itu

Ibu-ibu yang lain pun segera membantu memasak dan mencuci piring. Dapur hening ketika kami bekerja. Suasana meman

elesai, Mbak Tu

atanya pelan agar tidak me

kamar di rumah Budhe Sastro. Bulu kudukku langsung m

bilang sama saya untuk membuka kotak

nelan

pa, Tum?

u, Bu," ja

hadapan dengan kikuk

jakku melihat kotak itu,

m mengg

atau perhiasan, Bu. Makanya saya minta

ak biar ada saksinya," kataku. M

alu kupikirkan, yang penting cepat terselesaikan. Setelah Bu RT masuk, Mbak Tum su

kamu suruh buka ini, Tum?

pagi

ilangnya

diminta mengambil kotak kayu di dalam lema

nya Bu RT t

Tum t

tak kayu semuanya untuk sa

liki anak, suaminya sudah lama meninggal. Sepertinya tidak ada yang tahu keluargany

ya dibuka. Kita lihat bersa

gangguk m

lauan emas dan berlian terkena lampu. Mbak Tum terkesiap. K

semua ini, Bu," kata Mbak

n kamu memilikinya. Kamu kan, selama ini mene

geleng-geleng

tiap bulan saya digaji," k

Mbak Tum, tiba-tiba dia berbalik

he Sastro untukmu," kata Bu RT mengem

rtiga t

i saya berikan untuk kas RT s

rpandan

nya apa yang kita lakukan di sini," kata Mbak Tum dan dia

Tanpa Mbak Tum kamar itu tiba-tiba menjadi lebi

nggu besok-besok, kan budhe baru saja meninggal, kayakn

gangkat

kata Bu RT lagi, "Bu Nur, sekarang begini saja. Daripada nanti saya bingung menjelaskan kepada wa

kami mulai membagi perhiasan itu sama rata. Pembag

TU

UDHE SAST

begitu kurus dan renta. Dia yang telah membuat anakku pergi. Dia yang telah menggu

ku, seakan-akan tahu aku sedang memandang

," kataku, berpura-

guk dan masuk

odeh, ya , Tum. Sama siapkan kop

engan

nyetrika," katanya

ak a

budhe, ngga

ters

akanmu, enak," kata budhe

aku melanjutkan pekerjaanku. Tapi kali ini budhe mem

elan', Tum," kata budhe ketik

itu apa

lainnya bekal. Bekal gaib

berg

daku. Aku sudah punya bekal itu sejak kecil. Aku sudah serin

uat suasana rumah ini begitu dingin dan agak

Aku tahu waktuku suda

erajuk. Padahal dalam hati aku bersorak, kalau memang

agi aku akan menghadap yang kuasa," dia berhenti

ngin dingin yang bertiup samar-samar di

imasakkan lodeh, ya. Jangan lupa kopi pahitnya,"

oreng tadi sudah bereaksi, tinggal menunggu hasilnya nanti. Mungkin agak sore atau malam. Aku tersenyum lag

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka