PERHIASAN TERKUTUK
a dipanjangkan lagi. Bu Nur memperhatikan dengan seksama ketika B
a ini?" tanya Bu
panas di ruangan s
sore. Tetapi entah kenapa kain kafan yang hendak mereka gunakan jadi seperti kurang panjang,
tu, Mbak Tum lah yang mengenal Budhe Sastro luar dala
Tum?" tan
nggelengkan
T. Biasanya gimana?" D
eka harus bekerja cepat karena sebentar l
agak molor, kita tarik ujungnya sampai ujungnya bertambah panjangnya. Kalau nanti belum
ang yang meninggal pasti menjadi gosip di kampung mereka yang masih kolot dan penuh kepercayaan mistis ini. Untunglah usaha mereka berhasil, walaupun terlihat agak aneh, tapi mereka berhasil men
ramai sekali dikelilingi ibu-ibu. Bu Sas melongok dari dalam pagar rumahnya.
!" kata Bu Wiwik de
gi-pagi sudah heboh?"
lam ada kehebohan," kata Bu Wiwik yang ditan
s keh
tanyanya, dia bena
i Budhe Sastro!" jawab Bu
i tukang sayur langsung
nya Bu Sas den
er satu RT heboh semua. Emang Bu Sas nggak denger?" cerita Bu Wiwik berapi-api. Bu Sas menggelengkan kepalanya. Diam-diam dikarena belum memiliki momongan. Dia pernah dua kali hamil dan melahirkan, sayangnya kedua anaknya itu sudah terlebih dahulu di
gil Tum setuju, karena d
Sastro. Menurut Tum, Budhe Sastro seperti terlihat lebih sehat dan seperti lebih cantik. Tetapi Tum men
atu sore Budhe Sastr
an sayur lodeh dan sambal bawang. Dan tidak seperti biasanya, budhe Sa
ka baju. Tum patuh melaksanakan semua kehendak Budhe Sastro. Tetapi sore
h Tum
erbiasa efektif dalam bekerja dia mengesampingkan semua emosi itu. Dia sudah terbiasa menun
andi Tum dike
yang sedang mandi men
anyanya memati
ama ngga
tangga sebelahnya, yang kadang menumpang kam
gi, Mbak l
esai aku dibuatin kopi pahit
perti suara Budhe Sastro. Apa iya Mbak Dilah m
minya sedang sibuk memandikan burung kesayangannya. B
ur ketika melihat kelebat ba
nusia yang lari. Bu Nur masih penasaran dan melihat berkeliling. Hanya ada pohon-pohon yang cukup tinggi karena kekurangan caha
apa,
ti ada yang tidak beres. Rumah tetangganya berjarak hampir lima ratus dari rumahnya. Rumah mer
langsung mengambil langkah seribu. Entah kenapa dia tah
gat wujudnya, mengingat baunya, dia menggigil ketakutan. Bu RT langsung ke luar rumah. Mencari panas matahari sambil mencari teman agar tidak sendirian
ergidik
g. Dia berwudhu dan masuk musholla, menunaikan sholat dhuha dua rakaat dan berdzikir, memohon agar diberi perlindungan kepada A
ng duduk di sampingnya
t si Sas biar minta maaf sama saya, saya sedih
nelan ludah. Dan