Antara Kerja dan Kenikmatan
nghunjan masih kadang hujan kadang tidak. K
ih punya beberapa hari cuti yang saya sisakan dari tahun lalu, tujuannya sih agar bisa digunakan mudik saat Imlek nanti. Ya giman
a tidak ada kegiatan mending masuk kantor saja. Paling tidak bisa pakai ac gratis lah di kantor, nongkrong di aparte
laporan tahunan. Ya akhir tahun kami gelagapan sibuknya minta ampun buat tutup buku dan buat laporan
ering membantu Pak Stanly, karena diantara rekan-rekan lain, saya nih yang paling muda usianya, jadi dulu paling sering di suruh. Akhirnya sedikit banyak ilmu Pak Stanly saya serap, s
ma anaknya, karena memang ranah kerja kami mengutamakan privasi, sehingga hubungan kerja
alau tidak banya info pribadi yang kami ketahui,
ahun, setahun lebih tua dariku. Hidupnya dipenuhi pekerjaan, terlihat tangguh dan seolah tidak butuh lelaki di sisinya. Dia boleh dikatakan cantik, pake banget malah dan dia cukup tinggi untuk wanita, terlebih lagi di kantor kami, wanita harus menggunakan high he
ahkan menurut ceritanya dia pernah beberapa kali ditawari beasiswa untuk lanjut S2 diluar negeri.
uan. Saya awalnya mengincarnya jadi pacar, tapi sayang, dia sudah punya pacar walaup
cubical kami saling bersebelahan. Seperti biasanya juga Anita selalu tampak cantik dengan ke
ena hari kejepit, jadi ya kerjanya sekedar kerja saja. Lagipula saya dan anita
sambil ngebantuan Pak Stanly, saya dan Anita sebenarnya lebih banyak cengar cengir cerita sana sini. Anita juga sudah tidak segan kalau nyubit dan muku manja padaku, walaupun sebenarnya sakit, kar
a sudah pukul 11.45, ini artinya sudah
an siang
i juga tidak apa-apa", sambil metanapku
emburu dong" jawab Anita deng
tidak pak?", tany
ja kalau kalian sudah di tempat makan baru telfon"
galkan pak Stanly di ruanga sendiri
bil wanita, jadi terasa lebih wangi dan rapi. Tentusaja saya yang nyupir, tapi seperti biasa karena ini mobil wanita, fisiknya saja rapi dan bersih, saatku
uh dari kantor kami. Jalanan masih cukup lengang dan mall pun mas
Saya kan sebenarnya perantau disini, jadi selain jalan dengan teman kantor ya tidak ada lagi yang bisa diajak
sering jalan bareng, walaupun sebenarnya saya sangat membatasi diri untuk berhubungan
datang liburan ini
an baru, mesti di awasi langsung pembangunan
teknik apalah gitu, jadi bertanggung jawab atas pembangunan di lokasi gitu. S
saji, tidak lupa dong kami menefon pak Stanly, dan alhasil dia t
kemeja kerjanya dan meni
on, daripada balik kantor tidak ada kerjaa
Anita, karena dari pengalaman yang lalu, saya menjadi karung cakarnya. Kalau ketakutan dia akan mencengkram lenganku, tentunya dengan ja
sudah ngak bagus nih. Tangannya mulai merangkul tanganku, mukanya sudah mulai berlindung di bahuku, tiba-tiba bersamaan den
ilmnya sudah usai, dan lampunya
s perih, ternyata berdarah. Sialan, masa karena non
atau memang nyakar!?"
imana caranya, bicep kiriku malah berda
enggulung lengan bajuku naik, tapi te
gkannya. Tapi dia tetap saja ingin melihat lukanya terlebih dahulu. Ketoilet dia ngak mau masuk toilet cowok, da
ang ku pilih yang dekat kantor, dan investasinya
aru beberapa bulan juga saya pindahan dari kos. Jadi belum rap
ngizinkanku bawa mobil, ini mah Cuma luka gores sebenarnya, dia saj
masuk langsung bertemu dengan mini bar dan ruang makan dan ruang tamu, sederet gitu, sebelah kiri ada dapur dan dua kam
ada sepatu, atau sendal dari luar, jadi sudah ku sediakan sendal hotel tapi hanya baru sepasang. Alhasil kami nyeker dalam
ri dalam kulkas, eh malah langsung sambar sama An
aku. This is weird, walau masih pake singlet di bawah kemejaku tetap saja i
, hanya tergores saja" jawa
nya gores saja",
tatapan cukup lama, kami semakin merapat, saat ini Nita telah ku peluk erat. Kedua tangannya juga telah melingkar d
bisiknya pel
ngecup. Pelan dan lembut, aku tidak ingin terburu-buru. Sejenak hatiku berkecamuk, shit! She got a boyfriend!
ta terpejam, menikmati setiap detik ciuman kami, bibir merahnya begitu menggoda,
ng seharusnya hanya sebatas kerjaan, menjadi lebih
eninggalkan apartementku. Saya yang shock, baru sepersekian detik kemudia
just
sam