Antara Kerja dan Kenikmatan
ntung saja karena masih suasa liburan jadinya masih ada yang kosong. Saya tiba lebih awal tentunya, sangat tidak sopan memb
suk, biar saya bisa melihat ketika Nita datang, dan Nita bisa melihatku ketika dia datang. Sembari menikmati matahari yan
ntu itu terbuka, Nita
ambut yang dikepang satu, minimalis, selaras dan anggun. She looks so feminim, terlihat begitu imut
an mempersilahkannya duduk, dia hanya tersenyum kecil kepadaku. Begitu Manis...
mendengar suaranya, entah mengapa hari ini ku dengar suaranya begitu soft, lemb
napa saya bilang cute. Gawat
ta menjawab
begitu cute, begitu innocent, seperti langsung jatuh cinta juga pada wanita di hadapanku ini. Nita punya dua sisi yang
n saya sudah kejang-kejang dan merespon dengan wajah terkejut. Memang divisi kami harus selal
ayanan hotel berbintang pada umumnya, pelayan itu menawarkan menu-menu andalannya. Restor
mau minum atau tidak, tapi dia bilang terserah padaku, jadi karena
iba, saya mencoba meng
ngenai kejadian kemarin"
lakukan itu, it's my fault. Kamu
ngry?" sambil menat
ku jawab denga
tang, saya tidak akan berdandan untuk
rin. Matanya membuatku meleleh, membuatku ingin mendekapnya lagi seperti kemarin.
in banyak hal pribadi yang kami bicarakan, malam itu seperti aku baru saja meng
ak ada seorangpun marketing yang berani mendebatnya, Nita yang jago Thaiboxing, Nita itu b
sekitar pukul 10:00 malam, kami masih bercerita dan ditemani oleh Wine. Tempa
kan sekitar kami. Kami semakin mengenal jauh malam i
nya keluar kata-kata
ong, so long to you to make your
ang cerdas, kuat, dan tegas sepertimu", sa
us gimana dengan Dody. Saya ingin menanyaka itu tapi saya takut merusak moment malam ini
uch... Sudah cukup wi
you home"
etelah menyelesaikan pembayaran, saya dan Nita berjalan menuju lift. Dia berjalan dengan norm
lnya di mana. Akhirnya setelah 15 menit, nemu juga tuh mobil. Akhirnya ku tinggalkan dulu mobil pinjamanku di hotel ini,
umahnya hanya sekitar 30 menit karena jalan sudah lengang. Sudah sampai dep
ng keluar negeri untuk liburan, Adiknya juga mungkin sudah tidur. Jadi mem
uduk di kursi depan, disamping driver. Kutepuk lembut pip
sampai nih", kataku se
a berubah menjadi belaian. Tanganku, jemariku mulai menyusuri pipinya yang
anggil namaku. Tapi bukannya menjauh, ta
mi, kami saling menatap. Nita tersenyum kepadaku, dan dia memejamkan matanya. Bib
lah kami perbuat, sebu
sam