icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan

Bab 6 Udang Di Balik Batu

Jumlah Kata:1127    |    Dirilis Pada: 29/01/2024

ng Di Bal

kin tau," kataku pa

elahiran mama nya yang memang terletak cukup jauh dari kota. Jika demikian aku pun bisa menanyakan perihal dugaan-dugaanku sebelumnya. Atau bisa jadi kecurigaanku memang benar adanya. Namun sebalikny

h ponselku dan segera

da tuju sedang

embuatku curiga padanya. Alhasil aku pun melaporkan hal ini pada Mas Bima. Sayangnya, panggilan yang aku tujukan p

k bergegas dan berniat akan menyusul Mas Alvin ke rumah mama

tika mendengar suara Bi Inah. Asisten rumah ta

, bilang saya ke rumah mama nya," pesanku pada Bi I

*

e

buka. Dan yang membuatku lebih terkejut adalah ... Mas Alv

a?" tanya

n sama seperti yang ia tunjukkan sebelumnya. Over thingking pun tak bisa ku hindari. Ak

amiku itu beneran Mas Alvin. Tapi, pagi ini Mas Alvin ada di depanku. Rasanya gak mungkin kalau orang yang dimaksud Mas Bima itu b

, Mas Alvin langsung menarik tanganku dan

ti langkah Mas Alvin. Sayangnya, ucapan maaf dar

ar tidur kami. Tanpa banyak basa-basi suamiku itu lantas memintaku untuk segera be

Mas Alvin mengecup keningku

dengan Mas Alvin? Baru saja ia memperlakukanku dengan agak kasar, namun sedeti

yla

n dari Mas Alvin yang rupanya ma

," jawabku. Mas Alvin pergi dan aku bersegera melaksanakan perintahnya tadi. Walaup

*

setelah aku menemui Mas Alvin yang se

ersenyum padaku. "Maaf,

pa-pa, Mas

bawah dan kembali ke atas. Lalu kembali mengulas senyum yan

yuman Mas Alvin yang berlangsung beberapa detik. Hingga akhirnya dan tak

lambaikan telapak tanganku

gelangan tangan kanannya. "Mama ngajak ketemu. Kita bera

berdering. Rupanya panggilan masuk dari Mas Bima. Akan tetapi, karena tak ingin membuat Mas Alvi

dah di rumah dan sekarang aku

matikan panggilan telepon darinya barusan. Tak lama setelah it

*

ah tangga di sini untuk pergi ke meja makan. Dimana di sana sudah ada Bu Mirna yang sedang menu

engajakku dan anak laki-lakinya itu untuk sarapan bersama. Awalnya, suasana di pagi itu terasa amat canggung untukku. Me

an tanpa aku duga sama sekali, ibu mertuaku itu malah memulai obrolan denganku dengan sikap yang amat ramah. Karena merasa di

masalah. Tentu saja, di momen tersebut aku berusaha memanfaatkannya untuk bertanya kepada Bu Mirna mengenai ketidak pulangannya

khawatir. Besok lagi Mama suruh dia pulang sekalipun itu te

rna barusan. Namun, bukan hanya sikap Bu Mirna yang patut aku curigai, akan tetapi sikap dari Dewi yang juga ikut sarapan bersama saat itu, dimana ia sesekali menatapku dengan tatapan tak suka. Dimana kare

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka