Bunga Kejahatan Dalam Pernikahan
kta di M
Mirna benar-benar terlibat dalam kecelakan bapak. Jika benar demilikan ku pastikan bukan hanya motif asmara yang m
*
abar dari Mas Bima mengenai kelanjutan penyelidikannya. Sempat merasa pesimis kalau Mas Bima akan gagal mendapatkan informasi meng
menjadi suamiku itu adalah saudara kandungku sendiri. Walaupun sebelumnya Mas Alvin mengaku jika ayah kandungnya telah meninggal beberapa tahun yang lalu karena s
kin hari masalah ini terasa semakin berat. Kini tak lagi terfokus pada siapa dalang dibalik kece
yan
amar tidur kami. Aku menoleh ke arah suamiku itu yang berjalan mendekat
u seraya beranjak
aku baru teringat jika hari ini suamiku itu berencana ak
rang. Namun tidak mungkin juga jika aku menolaknya. Ku ulas s
san. Ia lalu pamit keluar kamar sebentar untu
lan telepon dari Mas Bima masuk. Tanpa banyak berpikir lekas aku mengangkat sambungan tele
dongku untuk mempersingkat waktu. Takut-takut ji
napas berat dari Mas Bima. Kakak sepupu ku itu lalu ter
noleh sebentar ke arah p
hiran Bu Mirna. Aku dapat informasi banyak dari orang
oal rumor i
pernikahan bapakmu pergi ninggalin Bu Mirna gitu aja. Dan kata salah satu kerabat Bu Mirna di sini, saat itu bapakmu gak tau kalau Bu Mi
k pernikahanmu kemarin. Tolong, selama aku belum menemukan informasi yang lebih valid lagi, kamu lebih bai
akannya. Lagipula, aku sendiri juga tak sudi menyerahkan kesucia
nar-benar tak menyangka jika rumor itu bukan hanya sekedar rumor. Namun, di sisi lain dengan mengetahui
ga tahun sebelum kepergiannya, bapak seringkali tak pulang ke desa dengan dalih pekerjaannya yang mana
langsung bisa menjadi salah satu motif Bu Mirna mencelakai bapakku. Walaupun aku belum tahu alasan apa yang membuat Bu Mirna bisa mengambil
aang
gilan dari Mas Alvin. Mencoba menenan
-s." Spontan ucapanku terpotong manakala a
ang berwarna senada. Memang terlihat polos dan biasa saja. Akan tetapi entah menga
u tak mengerti mengapa Mas Alvin
barusan. Sedetik kemudian barulah ia menyadari
u pakai ini nanti pas kita p
erdegup kencang. Kini, Mas Alvin berdiri tepat di hadapanku. Ia memandangi dengan amat dalam dan penuh kelembutan. Aku bahkan mampu melihat ketulusan yang terpanca
engan pesan Mas Bima tadi. Alhasil segera aku menguatkan hatiku dan menc
kalau kita tetep berangkat bulan madu hari ini. Boleh gak kira-kira kalau
intaanku tersebut. Meski sedikit merasa tak enak hati, tapi bagaimanapun juga sebelum Mas
a haidmu?" tanya Mas Alvin y
sekitar dua har
ari lagi insyaa Allah aku atur ulang kepergian kita," kata Mas A
berbeda. Walaupun aku tahu suamiku itu adalah tipikal orang yang tidak mudah mar
iga padanya. Aku merasa ada sesutau yang sedang disembuyikan suamiku