Godaan Ranjang Sang CEO-tamat
yang sedang kepayahan menahan gejolak hasrat
adanya sendiri, dengan sorot mata menjerat. Tak memedulikan geraman rendah Nich ya
yang dulu? Yang lugu dan naif? Lihat, bagaimana aku akan membuat
ir jika dirinya sudah berubah. Gwen ingin membuat Nich sadar, jika dulu dan sekarang itu sudah sangat ber
-benar kepanasan dan pusing. Pusing akibat gairah yang meminta untuk segera
Sh
aik turun karena embusan kasar napasnya. Matanya terbuka lebar-lebar, dan pada saat ya
rhenti!" sergah Nich tegas
ya lagi, lalu mendekati Nich. "Kenapa? Kau tidak suka? Bukankah ini tujuanmu, membayarku lima
n segitiga berwarna hitam metalik it
cepat, menatap Gwen de
t dengan jelas wajah Nich yang sudah sangat memerah. "Biarkan aku menyelesaikan peke
an yang sedang mempertahankan harga dirinya. Marah bercampur benci kentara sekali di manik sebiru la
atau hanya perki
memang untuk menonton Gwen dalam aksinya menari. Merogoh kocek dala
angan tangan Gwen, bergerak. Maju sedikit demi sedikit, dan ta
enjadi sedikit gemetar, ketika embusan napas hangat Nich menyentuh tengkuknya. Kini, giliran sekujur tubuh Gw
Jadi aku bebas ingin melakukan apa pun kepadamu," bisik Nich yang semakin
wajah Gwen karena tertutup topeng. Pasti saat ini
elotot, tetapi hal itu tidak membuat Nich gentar. "Lepas, Nich!" Dia be
semakin terlihat cantik dan seksi. Apalagi, Nich dapat dengan leluasa memandang dada po
ndurkan genggaman tangannya, dan menuntun G
jaanku." Gwen menggeleng cepat. "Peke
rgelangan tangan Gwen lalu meloloskan jas yang dipakainya. "Pakail
bersikap seolah-olah
ia tak menolak sama sekali perlakuan manis Nich. Lelaki itu
rlu menari lagi." pinta Nic
engan lembut. Mendaratkan bokongnya ke
sanya sangat aneh bicara sedekat in
ini itu, tetapi tak urung Gwen melepas topeng dari wajahnya. "Sud
. "Nah, kalau seperti ini wajahmu yang cantik ti
pat tangannya di dada. "Kau se
birnya demikian. "Itu artinya kau masih mengingatku, bukan?
n Nich. Masa-masa itu tak pelak kembali hadir di ingatannya. Saat di
ri, aku sudah berubah. Tak ada lagi Gwen yang polos dan malu-malu. Di hadapanmu
en yang kukenal dulu belum seseksi dan sepanas ini. Bahkan aku masih mengingat den
n itu!" sergah Gwen dengan kilat marah dan raut datar
ich segera menahan lengannya. "Oke. Aku t
kan kembali, meski kau terus membahas dan mengingatnya,
aat itu. Salah Nich juga yang pergi tanpa pa
h Nich yang memiliki daya tarik b
minta maaf, semuanya aka
af padamu. Aku menganggap pertemuan kita ini suatu takdir dari T
Tapi bagiku tidak." G
dulu aku menjalani hari-hari ta
Gwen?" Kecewa sudah pasti mendengar perny
ng bisa melihat kesedihan di bola mata yan
menan
"Aku mencarimu, Gwen. Aku mendatangi rumahmu ta
asa sesak. Dia bersusah payah untuk tidak terlihat menyedihkan di depan
ling tidak untuk saat ini.' Seru Gwen
kemudian menjawab, "L
*
ambu