Godaan Ranjang Sang CEO-tamat
rupa. Bibirnya komat-kamit seperti sedang membaca mantra, berharap dia bisa b
lkan dan arogan. Kalau tidak, untuk apa lelaki itu sudi
k
dan sok! Ck!" gerutunya lagi yang entah sudah ke berapa kali, bila mengingat Nich
merekah nan ranum. Seksi dan nampak menggoda. Lalu, tak lupa dengan parfum favoritnya, Gwen menyemprotkannya ke setiap
tongan berwarna hitam metalik, yang hanya menutupi sebagian dada dan inti tubuhnya itu semakin menambah kesan seksi. Kaki jenjang
ihat menggairahkan dan sangat menggoda. Lekukan pinggul itu, rambut bergelombang yang diikat tinggi it
ng ada di meja riasnya. Pasti akan sangat menarik, pikir Gwen sambil meraih be
m .
ang sempurna di wajahnya, menyusurinya pelan, la
? Kita lihat, apa setelah ini kau masih mau m
pertunjukan hanya seorang diri tanpa diganggu oleh siapa pun. Gelas berisi red wine di tangan dia taruh ke meja, lalu m
Menarik perhatian seorang Nich yang seketika terhipnotis pada siluet bayangan di balik tirai. Itu bahka
ak sabar ingin melihat perempuan
uka yang seringkali diputar mulai terdengar mengalun merdu di telinga. Nich semakin menaj
amkan kata pujian itu. Nich seperti melihat seorang G
tu Gwen terlahir dari keluarga kaya dan terpandang, tetapi kepribadiannya sangatlah tertut
ka tebal. Setiap harinya akan ada banyak pasang mata hidung belang yang me
meliukkan tubuhnya pada tiang yang menjulang, Gwen tetap berkonsentrasi dengan tariann
sudah tampan dari lahir, semakin memukau dengan balutan jas mahal yang Gwen taksir harg
cepat selesaikan ini, dan kau tidak perlu repot-repot
un dari panggung dengan gaya seperti biasa. Jarak antara panggung dan meja hanya
pemandangan panas dan indah tersebut. Wangi perpaduan buah dan b
g sama, pi
n tangannya. Menyentuh kain yang melapisi pundak lebar Nich, da
ich yang menatapnya tanpa berkedip. Bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar rahang tegas
danya. Inginnya dia membalas sentuhan itu, akan tetapi ini belum saatnya. Masih
dahi menggoda Nich, menegakkan badan, kemudian mengangkat tungkai kirinya, menaruhnya tepat d
a, memegang betis Gwen yang sangat cantik, lalu meng
gah diuji. Gwen yang tak menyia-nyiakan kesempatan, lantas membungkuk l
h. Dia yakin seratus persen, jika lelaki itu pasti sedang berpikiran mesum. Te
ari tangannya tak berhenti mengelus hamp
saling ken
lunturkan senyu
a-pura tidak mengingat?" S
i saya tidak bisa mengingat dengan jelas sa
engan sama-sama mengingatnya. Bukankah, itu sudah sangat l
Nich tersenyum kecut, merasa bila saat ini Gwen tengah mengujinya. Padahal, sud
, dan menegakkan punggung. Dia juga menarik tungkainy
an red wine ke dalam gelas bekasnya tadi. L
wen dan segera disa
sensasi yang ditimbulkan tiap detiknya. Kerongkongannya ter
i