Bayangan Tak Terlupakan
a istrinya, Hilmi, meninggalkannya. Meninggalkan bayi
seorang Ayah. Perlahan, ia bangkit, menata hati juga perasaan yang amat sangat terpuruk. Arya mengalihkan
bersihkan popok, memberi susu, juga menimang-nimang. Memberikan kasih sayang yang tidak terbatas kepada Fatih. Wajah mungil yang setiap harinya ia tatap dalam
sepadan. Tentu saja moment sulit Arya dapat dilalui berkat dukungan dari keluarga dua belah pihak. Terk
Ia bahkan menemukan kebahagiaan dalam merawat Fatih, tak pernah ada rasa sesal sedikitpun d
n tingkah lakunya semua campuran kebaikan dari Hilmi dan Arya. Anak ini senang berbagi,
a cokelat enak, ya, Ayah. B
dah berlumuran cokelat. "Iyo, ice cream e
ikkan alis
sakit tenggorokan, batuk-batuk, banya
kaya apa sih, Y
. "Ibu itu cuantik, sabar, tapi kadang suka ngomel s
, Yah." Fatih meringis
Kok, tanya soa
gangguk-a
ke rumah Ib
mendahului Ayahnya sambil memegang i
ya mengejar, takut a
ke sebelah kanan. Duduk jongkok di pusara m
Fatih melambai-l
en wus ... lari kenceng, ib
kepala. "He, Iyo
a tentang keseharian mereka saat di rumah dan di sekolah. La
epingin tau rasanya dijemput kaya temen-temen aku. Ayah kadang jemputnya s
ngan ucapan anaknya. "Setiap hari kan, a
erepotin. Kalau Fatih punya Ibu kan ... Fatih gak harus di titip ke s
araan."Yauda, ayo baca kedua orang tua dulu, t
meng
rasa sejuk tapi menyegarkan. Cahaya keemasan dari sorot lampu menyinari h
siun televisi. Cahaya lembut menciptakan suasana yang tenang dan damai di dalam ruangan. Suara de
a Ibu. Jujur, selama ini dia susah lupa bagaimana cara mendekati wanita, bahkan tak pernah terpikir sedikit pun ada hasrat biologisnya. Dia hanya fokus pada kebahagiaan Fati
ri anaknya itu me
...
alam-malam gini duduk
asti ada maunya kamu
ukan semua gigi-gigi
ong
ih, Ayah,
rya mulai jalan mengendap-
kursi, bersembunyi di s
ur. Arya memeluk anaknya yang kelelahan, mengangkatnya dari kursi, menggedong anaknya
n lampu lalu meninggalkan Fatih t
. Galau mulai menyusup ke dalam pikiran. Matanya sulit terpejam. Dia t
ang memperhatikan juga memberi cinta pada istrinya itu. Sementara istrinya sudah bertaruh nyawa demi melahirkan darah dagingnya. Dia pikir, cin
S, Ayah mertuanya datang, mengajak
Ayah mertuanya di belakang. Setelah
i? Apa saya
mimu itu selalu cerita, misal Fatih lagi main k
ngsung wajah mertuanya itu. "Iya, Bi
wes, ndu
ama ini sibuk. Nda ada
sal kamu kepingin punya istri
mu yang c
bi dulu. Abi kepingin lihat akhl
eh,