PEREMPUAN PALING SULIT DITAKLUKKAN (Seni Untuk Merawat Luka)
rindu mulai
kasih sayang mew
sa indah tak te
ang sedang berusaha
rdebar-debar sen
k dan ingin melep
berat mengakui
kan sesak membara s
n yang dikata
un rahasiaSelama masih
yang disebut
ata keberan
p kata dari
i sebuah kisa
nta yang t
u saja tanpa diduga. Bersama seseorang yang munculnya kalian anggap teman.
lasnya ini terjadi direntetan Juni, bulan yang tak ingin kusapa kembali, karena hanya menjadikannya "Sementara". Aku sadar betul bahwa Ini hanya rasa pesaranku terhadap kepribadiannya, mulai dari kegemarannya sehari hari, warana kesukaan hingga makan
g baru pertama kali merasakan jatuh cinta, hari itu p
main layang-layang. Dan tak jarang muda mudi berboncengan untuk menikmati indahnya sore. Jujur, indahnya pemandangan sore itu tak luput dari Pengelihatanku terhadap gadis bermata sipit yang tingginya 150 cm, tentu bukanlah tinggi ideal bagi orang indonesia. Gadis it
uara telpon mas
apa?, tanyaku
jalan). kata mahmud, mengajakku berkeliling kota, wajar Mahmud bersemangat karena aku baru pertama
ggu lima bela
san sampai pagi tadi. Lima belas menit berlalu akhirnyapun kami berjalan
(ngopi disini saja, perempuannya ca
tau ada ya
uan cantik yang menenteng tas dan membawa buku dengan terburu-buru. Tapi sayangnya karena i
engelus siku karena terluka akibat ber
aku tanpa berpikir panjang langsung berdiri
g luka kah?". Ucapku sambil membantu me
isa sendiri". katanya d
antu". Sambil bergega
t, udah dibantu malah g
tapi tanpa sadar perempuan itu meninggalkan jejak berupa k
a dengan harapan dia yang akan kebingungan men
get perempuan
puan cantikkan, barang bagus pasti
nggi seratus lima p
cerdas dan seluruh biyaya kuliahnya beasiswa paling penting dia jomb
pi karena tantangan kali ini spesial , ayo aku pasang lima ratus ribu kalau aku sampai jadian s
er hpnya mau kagak ? (aku pun
geh, la
opian, aku langsung memberan
selamat
ini si
ang memesan makanan buat kakak
, kemudian dia ta
ng tahun dan saya gak mem
ati aku langsung berangkat menuju alamat tinggalnya, beruntung aku masih menyimpan jaket dan helem grab milik kawan
isi ini betul r
Reni membuka
ketakutakan, dia keluar menggunakan mukena putih, t
ung kopi, mau apa kamu? Kamu mau ap
amu" Sambil me
kartu pengenal yang terjatuh t
angiku saat hendak pergi.
ukang paket sa
mbil menyulutkan rokok. Tiba-tiba ada notifikasi masuk. Ku
sih tukan
i dari perempuan
snya dengan singkat "iya", da
n mengguyuri kota dan terpaksa aku harus mencari tempat berteduh. Sesampainya di pinggiran jalan untuk berteduh. Ternyata ada juga perempuan yang ikutan berteduh disana. Perawaka
um dan handuk, pas
k, tapi mbk siap
k kamu, jadi jangan panggil saya mbk"
nganter kartu nama saya k
perempuan sialan"
aik kupinjami handuk dan ku beri m
bermaksud menawarinya makan karena sudah
kamu mau keman
pulang ke
an ka
erb
kalian makan kamu pasti l
udah makan, emang kamu k
yata lapar. Sejatinya aku juga tak ingin memaksa. Motifnya sederhana di
asih aja bilang kalau kenyang. Kalau aku jadi cacing diperutmu, mendingan
mu, nyebelin
laman kali pertamaku untuk berkencan dengan perempuan. Meskipun motifnya sedikit memaksa dan
sini Ren?, tanyaku sa
ang tua makan sa
dan tidak sedikitpun ngobrol de
na ?". Tanya Reni pada
langsung tanya dari mana?
paket , yaudah-yaud
, nama ku ali t
aneh". Ucap R
ik ali yang punya". Sambil ku te
balik yok". Ajak reni untuk segera pu
tikan telpon. Sejatinya aku sedikit curiga pada diriku sendiri, karena dimalam malam berikutnya setelah hari itu. Aku dan Reni menjadi sering bertemu , mengobrol melalui telpon setiap malam dan saling mengirim foto untuk sekedar mengabari. Aku belum tau persis apa yang sebenarnya terjadi, tapi yang pasti perkenalan ku dengannya sejauh ini hanyalah kebetulan, kebetulan aku yang akan menang taruhan dengan Mahmud. Bagiku, kita tak a