Jodoh Terpilih
Keluarga
mbelikan istrinya baju karena Mentari tidak membawa apapun saat ke rumah Pak RT. Hanya pakaian yang melekat d
dalam mobil. Kemudian mereka melanjutkan p
emas. Beliau terlihat mondar-mandir. "Bagaimana, Pa?" tanya Bu
jawab Pak Saman seraya melepa
n Mentari, menuntunnya menuju kamar. Saat melewati Pak Saman dan Bu Rukaiya, Mentari tersenyum samb
acar Arjuna, pikir Bu Rukaiya. "Dia seperti tidak buta, Pa?" tanya Bu Rukaiya curiga. Dalam pikiranny
" Bagaimana manapun dia, sekarang dia
n dirinya pada orang lain termasuk rekan bisnis kita?" Bu Rukaiya mulai taku
Dia istriku bukan istri Arjuna," perkataan itu membu
lkan minuman untuk sang istri. Da
ksud kami, Pram,
amudya sendiri sudah lama menganggap dirinya bukan anggota keluarga Angkasa. Dia takut disangka anak yang tidak tahu balas budi. Dia tidak mengharapkan
s," Pramudya mencoba menenangkan sang paman. "Ak
rnya. Menemui istrinya yang membuatn
ngetuk pintu. Kebiasaan yang semestinya harus berubah.
jat saat mendengar pintu kamar t
apapun. Dia berjalan mendekati istrinya. Sedangkan Mentari nampak k
meraih tangan Mentari lalu menyerahkan gelas yang dipegangnya. Menget
amudya tetap memandang kagum sosok wanita di dep
erapa baju lagi untukmu. Aku tadi sengaja membelikan satu
entari untuk ganti baju dengan yang dia belikan dad
gan panjang dibawah lutut dan lengannya s
elah mendengar ucapan Pramudya, dia segera meno
a pulang mengambil baju di ruma
ita memulai semua dengan yang baru. Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu dan kelua
Pramudya. Setelah itu dia me
Aku masih punya baju yang masih layak digunakan," uca
menceritakan semua. Seperti yang Mas Pram katakan, kita adalah partner hidup.
a menggenggam kedua tangan Mentari dan mencium punggung tangan gadis itu. Sebenarnya ingin sekali Pramudya mencium bibir mungil itu, tapi dia bel
mpai Jannah. Berusahalah untuk mencintaiku. Aku juga akan berusaha mencintaimu," ucap Pramudya lembut tapi penuh ketega
baik seperti yang Mas Pram harapkan," ucap Mentar
ik. Terima kasih menjadi partner hidupku," sekali lagi
melepas genggaman tangan Mentari. Gadis itu
ta tolong,"
?" balas Pramudya
ksudku tentang setiap sudut ruangan dalam rumah ini," kata Mentari ragu. "Mas bing
hanya bisa mengenali mereka lewat suara. Mas bantu aku kel
erkataan istrinya. Dia bangkit
u, tolong antar beli the white c
h hati Pramudya. Entah apa yang terjadi pada pria itu. Mungkinkah d