Luka Karena CINTA
an Selalu
ir. Murid-murid sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang lempar-lemparan bantal peng
hangat," teriak Ayu
ekun dengan nov
pi janji habis ini
da re
Liat sini, dong. Ntar aja baca noveln
Diandra menutup novelnya. Ia menatap Ayu l
sama Robert. Kamu sampe uring-uringan dan nggak bisa tidur karena mikirin caranya deketin dia
mpaknya ta
baik, aku nggak tega ngeliat kamu kaya gitu.
u..
uangkan. Dia harus tau perasaanmu. Kamu nggak boleh diem aja nunggu keajaiban dating. Sekarang, bukan zamann
nap
ang Merah Remaja. Ekstakulikuler yang baru. Yang ikutan banyak banget. Nah, aku ngelihat Rob
ra te
ah, asyik, kan? Kapan lagi bisa punya kesempatan banyak gini. Kan, kamu bisa berada d
andra sudah melesat ke ruangan serbagu
an, kami udah buka pendaftaran sejak dua mingg
, saya b
a itu harus aktif dong. Harus tau perkembangan yang terjad
n pengumuman. Dia ogah ikut kegiatan ekstrakulikuler kalau tidak terpaksa. Dunianya cuma kantin, novel, dan Robert.
mpatan. Kalo kali ini dia gagal lagi, dia bisa stress. Lagian, tambah satu lagi nggak apa-apa, kan? Sebenarnya, saya juga m
lah melihat tampang Diandra dan Ayu yang memel
an semua teori yang telah diajarkan. Untuk itu, kami akan membagi kalian menjadi tujuh kelompok. Setiap kelom
rt tampak lebih menonjol dari peserta yang lainnya. Wajahnya terlihat kelelahan. Pel
berbicara dengan Robert. Jangankan untuk berbicara, berkenalan pun belum sempat. Badan Diandra mulai lemas. Hat
embina yang masih sibuk berk
atu orang yang belum mendapatkan kelompok da
enatap pesert
and
, K
kut kelompo
a pikir panjang, Diandra berujar lantan
a ikut terkejut sendiri dengan l
m. Semua hal menyangkut Robert sudah terekam di memorinya. Siapa nama lengkap Robert, di mana rumahnya, bagaimana keluarganya, juml
ra masih bersemanagt mengintip Robertmain basket, meski di sana ada Sisi melompat-lompat kegirangan. Dia masih berse-mangat memerhatikan Robert bolak-balik kantin,
enahi peralatan praktik. Diandra memberanikan diri mendekatiny
ra riang, "ngg...
. Kemudian, ia menyibukkan diri lagi den
anget, sih! Di
udah nyebut
itu keluar juga.
terpaku
kan saja. Takut salah.
entar. Masih denga
kin capek, ya? K
keras dari hidung cowok itu. Mungkin, dia mengaangap
basket. Kamu mainnya keren bange
itam dan tajam setajam silet. Di balik tatapannya yang tajam itu, Di
ana, capek ya, sayang? N
erbalik ke arah data
sam