Luka Karena CINTA
ng ditempuhnya saat ini? Ia kembali ke masa lalunya. Bandung. Yang merupakan tempat kelahirannya, tempat dia tumbuh menjadi gadis yang sangat
asih mondar-mandir mendorong kereta barang. Diandra masih termanggu di ruang tunggu. Entah apa yang gadis cantik ini
k yang berubah. Diandra meneliti setiap orang yang berlalu-lalang. Tak ada
pak supir taksi tersebu
eduapuluh yang menghampirinya. Karena Diandra yang tak tega, akhirnya dia mengangukan kepalanya. Supir taks
i kerepotan mengangkat barang belanjaannya. Diandra sengaja tak
n berbagai macam alasan. Padahal, semuanya hanya bermuara pada satu alasan saja : yaitu adalah Robert! Setelah peri
ati suasana di luar sana. Semua sudah Nampak berubah. Satu, dua gedung pencakar langkit tampak mera
anya supir taksi tersebut dengan ramahny
mah yang grad
ah bergadasi hijau dengan p
Diandra menyodorkan
tangga tiga tingkat itu. Bahkan, pernah saat dia buru-buru mau berangkat sekolah, dia
-dapannya juga sudah berubah. Di sampingnya, ada
ga, pohon pisang dan pohon salak. Beberapa rumpun bunga kana menghiasi tepi pagar.
ng perempuan yang jauh lebih mu-
gadis muda terse
keningnya. "ini ruma
ini,
ndra, pu
. Saya Santi pemba
teriak Santi, "Mb
apannya. Garis-garis tampak jelas di wajahnya. Membuatnya terlihat sangat tua. Dian
kalo kamu mau pulang?" tanya wan
g bukan surpr
kamu pulang
kalo tau bakalan pulang har
apa-apa
dan barang-barang lain yang masih b
ti yang tadi diam, kini bergera
. Nanti kita angkat sam
nya, "Kebetulan, ada Mas Jamil. Biar dia
am
ak" jelas Santi yan
gkan dirinya usia Santi terbilang sangat belia. Namun, Diandra memaklumi semua itu. Para perempuan
ebut wajib menerimanya. Perempuan tak berhak memilih atau mengambil keputusan sendiri pa-sangan hidupnya. Bagi perempuan desa, saat mengalami haid pertama, itu tandanya mereka harus menikah sesegera mungkin. Berbeda sekali dengan perempuan kota. Banyak pe
anggung datang m
a memandangi Santi ya
sambil menunjuk barang-barang baw
ke kamarku yan
ng di pojok ruang te
ya itu. Kira-kira usianya masih sangat belia sekali. Pasangan belia.
di m
ah nunggu Ayahmu. Kamu makan saja dulu Nak. Kebetulan, tadi Bu
mahnya sepi? Ma
jah Bunda men
ggak tinggal
nap
mbah lagi dia menjalin hubungan dengan gadis yang berbeda agama dengan kita. Karena Bunda marahi dia nggak terima. Dasar
uk menumpahkan kekesalannya. Sangat emosional sekali. Diandra ingat, Bunda meman
on, Mbak Dina, dan Dilla sering
matanya, Diandra langsung me
anya Diandra menatap Bunda
sam