Jangan Mencintaiku, Paman!
i wanita mandul da
ekayaan kami dan uang Kai
endiri tida
wanit
rukan ibu mertuanya. Tapi perbuatan itu percuma. Ucapan itu bukan sedang terjadi saat ini. Se
aut wajah murka dan juga kata-kata keji itu. Seperti rek
hat Ayu menekuk tubuhnya dan menutup telinganya
sopan, lalu memaksakan diri untuk tersenyum d
yu menunjuk rumah berpagar abu-abu dengan g
si yang ditumpangi Ayu sudah samp
aksi itu. Setelah berhen
ou gozaimasu"
n dan merapatkan mantel. Angin larut malam
gia. Itu adalah rumah tempatnya tumbuh. Ayu menekan bel yang terletak di samping plat nama bertuliskan
hutan, dan pintu g
butan ceri
dengan hangat. Wajah wanita itu mengingatkan Ayu pada wajah ibunya.
memang cukup jauh. Jadi usi
gumu sejak tadi. Aku sudah kh
ing. Rumah itu memang memiliki gaya tradisional Jepang, jadi hampir seluruh
ra memakai bahasa Indonesia membuat Ayu merasa hangat oleh rindu
ntal yang tersedia. Ruang tamu itu juga bergaya tradisional, jadi A
rlalu baik. Aku geram setiap kali mendengar kisahmu," kata Kar
g kejam itu. Tapi Ayu tidak sanggup mengambil keputusan seberani itu. Kini rasa sakit hati yang sejak tadi sebenarn
tainya," bisik Ay
Karin terdengar kesal, tapi Ayu tidak memiliki p
a tidak ingin pernikahannya berakhir b
a kembali menghina dan terus mencaci ketika meng
ginan Ayu untuk bertahan goyah, saat melihat bagaimana Kaito-yang saat itu ada di
menghina, tapi Ayu masih berharap Kaito akan membela. Harapan se
yang diterimanya. Ayu selama ini merasa sudah lebih
. Untuk sementara menenangkan diri dan berpikir langkah apa yang harus diambil. Selain karena permintaan
embesarkan Ayu adalah adik dari ayahnya, yang berasal dari negara ini---Jepang. Ayu men
masih menganggap tempat ini rumah yang me
n, sambil meletakkan segel
lengannya. "Kita lebih baik bicara lagi besok. Kau minum
. Dan setelahnya Ayu merasa lelah dan mengantuk. Ayu tidak menyadari jika tubuhnya sangat lelah
maku," kata Ayu, saat membantu Kar
kamar di rumah itu, dan Ayu sudah tidak peduli. Ma
h keponakanku yang manis." Karin tersenyum
hanya membawa tas kecil. Tidak membawa baju apa pun. Karin meyakinkan Ayu agar tidak m
oleh kantuk, dan anehnya Ayu merasa gerah, padahal suhu malam ini dingin. Ayu ti
*
wangi yang tidak biasa. Menyengat dan kepalanya menjadi lebih ringan dengan tiba-
. Dia membuka jas dan juga kemeja seperti biasa sambil melirik tubuh yang tertidur di atas futon. Setelah
Hide merasa kepala dan tubuhnya semakin mengambang. Hide menco
ng. Tidak ada jawaban tapi terdengar suara desahan dan tubuh yang ada di
emudian, tangan itu kembali dan memeluknya semakin erat. Hide biasanya akan menolak dengan l
bergerak naik ke atas tubuhnya. Hide me
" gumam Hide. Berpikir ji
dia sentuh bukanlah Karin. Melawan pusing, Hide bangkit menghidupkan lampu. Mata Hide yang berwarna gelap
kan nama lengkap Ayu, de
an mata nanar. Memandang Ayu yang kini menggeliat dan