PENGANTIN TITIPAN
ra ...." Bang Dion ikut ban
ritku sembari menatap
g Aldin santai dengan rokok yang terus
" Tampak sorot putus a
encoba mencerna
amuala
Kami pun menjawab salamnya dengan lirih. Terlihat seny
si ganteng ini?" tanya Kak Mirna ketika
dengkus
Kak. Bang, ini Kak Mirna, kakaknya
wajah tampan itu terlihat begitu menyebalkan. Dan Kak Mirna, ayo
Kak Mirna sembari mendudukkan bokongnya ke sofa di s
seketika
n dahinya. "Halloooo .
kahin adek kamu," uc
a tampak bingung
n kuliah dulu. Nanti akan aku urus semuanya
noleh ke arahku.
" keluhku sembari merem
erima syukuuur ... gak juga, ak
ah pria itu. Semakin lama
ku, Kak. Aku janji, ini hanya semen
untuk pulang besok lusa. Acara tinggal sepuluh hari
ke sana kemari. Dia pasti
itu, Kak
h dengan Bang Aldin!" rahangku men
dengan lelaki ini. Ya ... lelaki yang kuharapkan menjadi suamiku, yang kuharap sebagai cinta sej
uk kami, untuk ibu ... untuk keluarga kami. Bagaimana mungkin aku
pku lekat. Begit
tanya lelaki ya
in?" Aku menahan panas
on tersenyum getir.
!" potong
nya. Terseraaah! Terserah apa pun yang
ga buat berangkat sepuluh har
mengangg
ntung omongannya. "Abang duda ... dan punya anak cowok sat
menundukkan kepala
eranak dua, dapat duda beranak satu!" sindir Kak Mirna, "tapi mendin
utatap lekat pria yang akan ja
a mencebik dan berkata, "Tentu sa
akat?" l
a sambil menatapku h
ata pak ustadz muslim harus jelas menjalankan
i! Naek haji aja yang
berkata, "Aku mau siapkan tas buat berangkat pulang." Aku hanya beral
kan panggil
menghempaskan diri ke atas kasur, kembali manangis seja