Demi cinta aku rela meninggalkan rumah
a
pada betisnya hingga meninggalkan mema
kan? Sudahlah, aku tak mau tahu lagi, aku tak peduli kau adik kandungku, sekalipun kamu anakku,
, namun gadis itu tetap saja rela mengorbankan setiap wak
n sendirinya gerakan itu berhenti. Namun sorot matanya masi
ng sebenarnya menjanggal di hatimu
ak, tida
ah jejak tangan terlihat di sana menampakkan lebam, Alice memegangi p
sekarang? Itu bohong! Berhenti bersandiwara dengan alasan apapun!" Suara tegas dar
bih kesakitan daripada itu. Ingat, jika mengikuti zama
t berbalik pergi, membiarkan adiknya me
cintai seseorang? Apa aku memang harus meninggalkan rumah ini
erus menangis. Tak ada yang d
gian tubuhnya. Entah itu karena pukulan tadi, atau karena terlalu lama duduk di sudut pintu,
nenangkan perasaannya. Setelah meneguknya beberapa kali, kemudian ia
ggup lagi, bagaimana re
*
malas bangkit dari tempat tidur. Bahkan untuk pergi ke kamar kecil saja r
lice langsung mencari-cari benda pipih yang selalu menemaninya, "Bater
rapa notifikasi pesan saat Alice mengusap layar ponselnya, dirinya yang tak sa
nnya untuk berjaga-jaga. "Maafkan aku kakak, aku harus melakukannya..."
an coretan tinta di sana, hingga beberapa kata selesai di buat dan kertas tadi
nta menemukannya, aku su
dan jendela guna melihat situasi di luar. Gadis itu takut
an.
engan bersemangat ia menyelinap lewa
leh Shinta, dan tetangganya yang sedang tertidur lelap. Kini suasana tempat itu
g sempit itu. Sekarang sepertinya ak
dby di sana, sebuah motor dengan pengemudi yang memakai helm
ya dan akhirnya menghampiri pengendara motor yang belum dia ketahui i
tadi aku juga sud
yang berwarna sama, dan motor matic berwarna
al mob
ebelum ia turun di sana. Tak jauh dari sana, Justin teng
membantunya membawa beban berat yang dia bawa. Merek
ustin menatap Alice, mempertanyakan tentang
asih membekas di benaknya, di tambah rasa s
tnya aneh. "Apa barang-barangmu hanya ini saja?"
nar
atu dua hari di sana, tapi untuk waktu selanjutnya..."
a kan?" Mengingat itu seolah mengerti
ang." Mereka segera masuk dan menar
uh, melihat ke belakang mengingat sosok kakaknya yang sejak
ah Alice yang segera membua
nya aku harus pergi dari sini." Sebaris kalimat itu meyaki
asih banyak bantuannya bro, jika bukan karena kamu, mungkin kami belum sampai di si
li tak di sana. Sadar akan hal itu, Justin memberikan sebuah bungkusan kecil bermerek roti sel
il melaju, ia sengaja membuka kaca jendela agar bisa melihat ke lua
naikkan resleting jaketmu s