icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Demi cinta aku rela meninggalkan rumah

Bab 5 Emosi yang memuncak

Jumlah Kata:1032    |    Dirilis Pada: 22/12/2023

a

pada betisnya hingga meninggalkan mema

kan? Sudahlah, aku tak mau tahu lagi, aku tak peduli kau adik kandungku, sekalipun kamu anakku,

, namun gadis itu tetap saja rela mengorbankan setiap wak

n sendirinya gerakan itu berhenti. Namun sorot matanya masi

ng sebenarnya menjanggal di hatimu

ak, tida

ah jejak tangan terlihat di sana menampakkan lebam, Alice memegangi p

sekarang? Itu bohong! Berhenti bersandiwara dengan alasan apapun!" Suara tegas dar

bih kesakitan daripada itu. Ingat, jika mengikuti zama

t berbalik pergi, membiarkan adiknya me

cintai seseorang? Apa aku memang harus meninggalkan rumah ini

erus menangis. Tak ada yang d

gian tubuhnya. Entah itu karena pukulan tadi, atau karena terlalu lama duduk di sudut pintu,

nenangkan perasaannya. Setelah meneguknya beberapa kali, kemudian ia

ggup lagi, bagaimana re

*

malas bangkit dari tempat tidur. Bahkan untuk pergi ke kamar kecil saja r

lice langsung mencari-cari benda pipih yang selalu menemaninya, "Bater

rapa notifikasi pesan saat Alice mengusap layar ponselnya, dirinya yang tak sa

nnya untuk berjaga-jaga. "Maafkan aku kakak, aku harus melakukannya..."

an coretan tinta di sana, hingga beberapa kata selesai di buat dan kertas tadi

nta menemukannya, aku su

dan jendela guna melihat situasi di luar. Gadis itu takut

an.

engan bersemangat ia menyelinap lewa

leh Shinta, dan tetangganya yang sedang tertidur lelap. Kini suasana tempat itu

g sempit itu. Sekarang sepertinya ak

dby di sana, sebuah motor dengan pengemudi yang memakai helm

ya dan akhirnya menghampiri pengendara motor yang belum dia ketahui i

tadi aku juga sud

yang berwarna sama, dan motor matic berwarna

al mob

ebelum ia turun di sana. Tak jauh dari sana, Justin teng

membantunya membawa beban berat yang dia bawa. Merek

ustin menatap Alice, mempertanyakan tentang

asih membekas di benaknya, di tambah rasa s

tnya aneh. "Apa barang-barangmu hanya ini saja?"

nar

atu dua hari di sana, tapi untuk waktu selanjutnya..."

a kan?" Mengingat itu seolah mengerti

ang." Mereka segera masuk dan menar

uh, melihat ke belakang mengingat sosok kakaknya yang sejak

ah Alice yang segera membua

nya aku harus pergi dari sini." Sebaris kalimat itu meyaki

asih banyak bantuannya bro, jika bukan karena kamu, mungkin kami belum sampai di si

li tak di sana. Sadar akan hal itu, Justin memberikan sebuah bungkusan kecil bermerek roti sel

il melaju, ia sengaja membuka kaca jendela agar bisa melihat ke lua

naikkan resleting jaketmu s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka