Partner Satu Malam Jadi Istri Kontrak
h aku benaran
ngigit bibir bawahnya bahkan tak berani menatap kedua mata Dokter.
hamil dua minggu
enih Pria yang tak Ia kenali. Alessa tahu tidak ada Pria lain yang tidur bersamanya selain P
keluargamu?" tanya D
petang. Alessa juga menebus beberapa vitamin dengan uang simpanannya yang tak seberapa. Alessa memang hancur tapi Ia tak mau bayi y
ian jadi bebanku saja?" omel Marsella
ak bola. Dia bahkan tak acuh jika Alessa baru tiba. "Dikit lagi, ayo pasti
pernah kerja, mana mungkin aku memberi makan kalian gratis, tahu diri sudah menumpang di rumah
Alessa akan lulus tapi Ia tak punya tabungan karena bibinya ini. Alessa memberikan satu lembar uang
ja!" benta
nduk. "Iya, Bi, uang Alessa t
an berjalan ke luar rumah meninggalkan Alessa dengan bapaknya yang masih
l dari Pria yang menikmati satu malam bersamanya. Alessa dipaksa karena bapaknya. "
an ucapan Alessa karena berseru denga
a hamil, Pak,
a gol dari televisi seolah meredam usai anak perempuannya itu berucap.
ria lain yang bersamaku sel
a kehamilanmu itu!" Bent
menjualku para Pria kaya untuk ditiduri setelah itu aku tak pernah melakukannya dengan Pria lain.
ak
an Pria kaya yang membayarmu itu, bukan?" tuduh Bapak. Pria itu seolah lupa pada tindakannya sendiri yang memaksa anak perempu
kukannya pada siap
rung. Marsella mendengar pengakuan Alessa yang tengah hamil tapi sama seperti kakak
essa rela dinodai demi bapaknya tapi dia malah disalahi. "Demi siapa juga Alessa jadi begini," geram Alessa. Sejak lama
ng terlanjur murka. "Keluar ka
tuk bernaung. Alessa kini juga tengah hamil. "Bi,
pergi dari sini," usir Marsella sembari menyeret Alessa keluar dari rumahnya. "Aku tak sudi menerima ejekan tetangga karena kau hamil anak
intu rumah itu. Alessa diabaikan karena tidak ada tanda-tanda Marsella akan membukaka
ahu tempat untuk bernaung jadi dia hanya berjalan dipinggiran koridor dengan
bil itu keluar dari mobil kemudian menghampiri Alessa. "Nak, kamu mau
nita paruh baya yang tampak kaya ini mengelus pundak Alessa denga
u harus kemana
berempati. "Bagaimana jika istiraha
mendatanginya setelah sesaat Alessa diusir dari rumahnya. Alessa juga bimbang karena dia tak memiliki tempat untuk
yo, Nak, kamu bisa makan di r
"Maafkan aku, Tante." Al
ggandeng lengan Alessa agar segera memasuki mobil mahalnya itu. "Robert, ayo kita p
nya," sahu
ana Tante?" t
makan yang banyak untuk dirimu d
e tahu jika aku