icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

TANTE SISKA

Bab 6 SISKA ADALAH RIN

Jumlah Kata:1041    |    Dirilis Pada: 20/11/2023

jalin lebih lama dari ingatan Panca, ia

ya do

memaju mundurkan pinggulnya memperagakan adegan film blu

balas Panca. Suaranya tak kalah liri

sa aja. Kita dua, dia satu." Dua jari telunjuk dan tengan

ng. "Gue ogah.

ah di atas keputusan Panca. "Liat aja nanti. Kalau sam

mat Erik dengan senyum mi

bokap nyokap lo besok?"

hu segalak apa Pak Gunawan dan istrinya. Apalagi Erik bawa motor motor yang baru

eleng. "Lo

tinggal bilang aja la

ue juga g

ngundang keruta

rumah Panca," tandas Erik. Mengeluarkan ponsel dari

anca menutup per

u mengetikkan sesuatu. Mengirim pesan pendek ke beberapa orang, sebelum nada dering menderu di pon

allo

ma kamu," protes seseorang di seberang telepon. "Kalau

Ia tahu dengan siapa ia bicara. Pak Musa, seorang anggota dewan yang sudah lama menjad

ak punya pulsa? Kan tinggal bilang aku beliin. Lagian kamu juga sih. Udah bener-benet aku mau p

a masih. Cuma itu .... Emmm." Berputar-putar lagi, otak brilian Tante Si

say

kalau hari ini mau pulang ke

bar Pak Musa di

pegang tapi istri Papih. Gimana dong?" Tante Siska menjauhkan handphone nya seentar hanya

agi di bandara. Baru landing beberapa menit

aja kalau mau ke sini, ke rumah Rin. Jangan banyak-banyak komunikasi dulu, daripada ketahuan iya kan? Ntar k

h ketemu kamu," balas la

s berhenti saat Pak Musa berpamitan. Jem

-laki itu dulu. Biar sugar daddy nya merasa tersanjung dan dinanti-nan

mau darinya, tidak lebi

lanjut jalan y

lau gitu. Awas ya kal

tikku. Dadah

Pap

nya. Masih ada dua urusan lagi, satu urusan adalah Erik dan Panca. Sedan

ya tak berbalas, resah, gusar mulai membayangi langit-langit kamar

arna merah. Mengulang step dari awal, menekan logo teleon di

di kampung. Membuat KTP dan KK palsu juga dibantu kenalan Pak Musa. Ti

menyedihkan yang sekarang harus tinggal sebatang kara bergantung pa

al

s lega. Meraup wajah lelahnya berkali-kali. "Lo

seberang telepon terdengar suara gemeretak tembakau terbakar. "Gue udah liat

neh mak

inta mereka jadi aneh-aneh 'kan

-sungut. "Justru karena mereka warga sini jadi penyama

tersenyum miring. "Lo

ng g

juga akan mendapatkan hempasan asap cerutu yang pekat. "Gue nggak mau tahu. Mereka berdua ur

rdiri. Bayangan wajah Panca dan Erik melintas. Meski baru hari

isa berpikir sehat lagi. Ia harus bantu Ped

mbung

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka