DENDAM dan JERAT PESONA GADIS yang KUCULIK
amun hal yang pasti adalah ayah Almaira memiliki hubungan yang erat dengan peristiwa berdarah itu, entah disengaja ataupun tid
edang menatap kosong dinding ruangan yang beraroma khas. Aroma yang me
gaimana keadaa
an getir saat ia menelan silivanya. Terlebih menatap wajah dokter yang
anyak darah yang keluar dan bagian kepala terluka parah seh
isa ia keluarkan untuk memberikan pemahaman pada remaja kurus di hadapan
atau yang disebut pusat pernafasan di bagian lehernya. Ia juga mengalami cedera otak yang mengakibatkan pec
ngin ibumu menderita menahan sakit. Jikapun ib
ak punya siapa-siapa di dunia ini. Hanya ibunya saja. Sudah fakir
nyenangkan untuk bermain. Mereka tidak peduli, pemilik mobil itu sedang terluka. Tetesan bening di sudu
ya yang mencintainya tanpa pamrih. Rela menukar nyawanya untuk anaknya d
nkan gadis berkulit bersih itu. Ia tidak ingin terkesan p
kan pada wajah cantik itu. Almaira tidak bergeming. Lagi, ia menuangkan lebi
amkan tubuhmu ke sungai baru kau bangun?!" gerutu Anggara sembar
Refleks kedua tangannya mengusap wajah dan pipinya. Spontan ia menyadari, laki-laki yang sedang berdiri d
nya ia bisa melarikan diri. Namun nihil, baru beberapa langkah menjauh dari pembaringan, ia terseok jatuh
sakit," rin
at dan menghubungkannya dengan bagian kepala ranjang. Besi itu longgar di pergelangan tangannya na
enyenderkan punggungnya pada dinding dan sedikit melekukkan kaki kanannya. T
aku lagi! Aku masih ingin meneruskan hidup! Tak ma
membunuhmu," ucap Anggara
ini, itu sama saja membunuhku s
yak penderitaan dan kau penyebabn
kan terluka sebanyak itu, " ucap Anggara dingin sembari membuka jendela ka
tubuh ini. Aku hanya tak ingin di sini. Ini bukan tempatku. Kembalikan aku atau s
ng rumah ini. Di luar sangat berbahaya dan aku tidak bertanggung jawab jik
Almaira lalu berbisik, "Dan tentang aku mengantarm
ya hingga tampak gigi taringnya. Ia be
anya di dada jika harus melewati hari dengan laki-laki asing yang
irinya ke lantai kotor itu. Tetiba ia merasakan sepasang tangan mengangkat tubuhnya kembali ke atas ra
g aku," jeritn
i sudut ruangan lalu meletakkannnya di samping ranjang tua itu. Dengan sigap ia meletakkan tak ber
mbali membawa 3 buah jeruk dan 1 sisir pisang hijau. Almaira hanya melihat perge
dan bisa melampiaskan kemarahanmu kembali. Aku akan kembali d
gang pintu dan ber
hari terakhirmu melihat makanan!" tegas laki-laki ber
***************
irimu di masa depan berterima k
Patrick
***************