icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Gadis Tanpa Ayah

Bab 2 Dibuntuti

Jumlah Kata:1128    |    Dirilis Pada: 18/10/2023

dengan meninggalkan hangatnya mentari di kulit, siap untuk menjemput malam. Dengan gesit Suci melajukan motornya. Walaupun terhalang kemacetan tidak m

awaan Suci lalu menyusun nasi bungkus sampai penuh di kedua keranjang tersebut. Ditambah dua kantung besar yang isinya juga nasi bungkus.

" Suci menyerahkan lembaran merah, dari dala

ece diberikan kesehatan selalu, dijauhkan da

ama juga buat Bibi. A

ang sudah menghilang di ujung j

antik, baik hati lagi. Semoga kamu selalu dilindungi nak, jangan putus berbuat kebaikan." Bi Ati

mpu merah, sekitar sembilan anak mulai berhamburan menuju Suci saat dia memarkirkan motornya. Mereka berlaria

mereka tanpa rasa jijik. Tingkah mereka menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang. Pe

menepuk lembut dan mengusap

baju seperti gini," ujar Suci pada bocah yang bernama Adam, sambil membetul

nggak ada yang kasian, jualan Adam nanti

am mau jualan

lan

ang nggak tertarik untuk beli jualan Adam. Apalagi yang dijual makanan.

mbut anak-ana

sekola

jawab mer

gannya ke sekeliling tapi tidak tampak yang lainnya. Suci menatap bocah-boc

tanya Suci lagi de

dipaksa ngemis lagi Ce," jawab tu

kang Badri pukul kamu," bisik Adam p

kan ada om Polisiny

menggangguk. Suci menghela napasnya dalam-dalam, perlahan lepaskan. Sudah berkali-kal

nasi bungkus lalu mengeluarkan tissu basah

Mak di rumah, Mak sakit tid

it apa Dil,"

adil udah belikan oba

untuk menjenguk Mak Fadil tapi takut kemal

Bukanya kamu nabung buat beli sepatu, kalau ada apa-apa

arnya Suci bisa memberikan lebih tapi Suci dalam pr

mankan, jualannya gimana

abung lebih dari hari

lin mereka, yang sebelum ketemu dengannya hampir sebagian besar ngemis. Sebenarnya Suci mau melarang mereka jualan biar fokus sekolah s

n motornya, bocah-bocah cilik itu balas

gambil ponselnya dan menelpon sambil melirik kearah mobil tersebut, dan benar saja mobil itu sedang parkir di kejauhan. Nada panggilan berbunyi berulang-ulang tapi tidak di angkat. Suci kembali memacukan baet merah itu di

lihat sedang sibuk di rumah petak, yang disewa Suci untuk tempat mereka berkarya. Ti

e tempatnya Sari." Sari merupakan ketua di komunitas pe

dak terlalu besar itu, banyak potongan-potongan bambu yang sebagian besar sudah dijadikan gantungan k

cenderamata," ujar Rudy ketua kelompok komunitas. Komunitas Kami Bisa, di bentuk oleh anak-an

ika melihat mobil yang

Rudy mengikuti ar

k dengan dagunya. Rudi dan lainnya serempak berdiri,

erempak merangsek maju, de

n sifat rimba mereka. Sikap yang ekstrem seperti sudah melekat dengan jiwa. Karakter yang terbentu

Suci. Namun mereka tidak menghirau

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka