JANGAN AMBIL ANAKKU
ti itu!" dengan sedikit berteriak Aida berucap kepada adiknya. karena dalam perjalanan itu mereka menggunakan motor jadi jik
berfokus kepada suami mu yang brengsek itu! air matamu terlalu berharga jika hanya untuk menangisi lelaki seperti itu!" Aida
untuk memaafkan suaminya begitu saja, ada rasa tidak rela di hati Aida, hati
u akan hancur seketika itu juga, bagi Aida sebuah pengkhian
tangisnya, Bu Aminah sebagai seorang ibu tentu sangat saki
s untuk lelaki seperti itu? Apakah air mata ini untuk menangisi suami yang tak tahu diri itu? jangan terlalu bodoh anakku! air matamu terlalu berharga kalau
akili sudah, jika yang ada dalam hatinya sudah diucapkan oleh Bu Am
nya, kenapa seolah aku ini hanya pelengkap dan hanya menjadi istri formalitas saja!" bukannya menjawab pertany
lian kamu mau mendengarkan kata-kata ibu? dan apakah dulu saat ibu memintamu untuk menjauh dari Iqbal kamu pun m
amu salah alamat menanyakan itu ke ibu, tanyakanlah ke hatimu sendiri kenapa
kedua anakmu yang telah direnggut darimu oleh suamimu dulu! tapi apakah kamu mendengar ibu? tentu jawabannya tidak!" seolah Bu Am
lum begitu tua, menikah sekarang atau nanti tentu yang didapat nanti hanyalah anak, betul Apa betul? tapi lagi-lagi kamu mem
ya itu dengan semua kekecewaan-kecewaan yang
, peluklah aku dengan doa-doamu ibu, peluklah aku dengan kasih sayangmu, Hari ini aku rapuh Bu hari in
eperti yang dikatakan Almira barusan bahwa anaknya ini sedang rapuh dan hancur dia tidak b
nduk, apapun yang terjadi di hidupmu kita hadapi bersama-sama, kamu tidak sendiri ada Ibu kedua mbakmu
Saat memasuki pintu rumah, kan orang tersebu
i wabarakatuh,!" jawab semua y
inah dan juga Aldo sedangkan Nayla dan Nisa s
hi tanda bingung, ada pertanyaan bergejolak di hati Pak Handoko, saat melihat Almira yang matanya
pergi ngopi di warung kamu belum ada di sini kan?"Pak Handoko bert
da tadi!"Almira menjawab pertanyaan dari Pak Handok
ah ibunya bukannya diantar sama suami, tapi malah dijemput sama kakakmu!" Pak Handoko bertanya demikian untuk mem
k di kursi panjang di ruang tersebut, tangis Almira tiba-tib
, Bapak tidak pernah mengajarimu untuk menjadi anak yang cengeng! meskipun kamu seorang wanita, kuat
bahu tersebut yang terkesan seperti t
ngga mu nduk? Apakah sekali lagi kamu me
bisa selesai hanya dengan sebuah air mata!"Pak Handok
an membuat bapak memiliki praduga yan
ya, seolah kini Almira men
masalah rumah tangga yang dihadapinya dia bercer
cerita Almira secara detail, m
nal sangat baik bisa berbuat demikian kep
kuat tangannya di kursi yang didudukinya, hati orang tua t
tuk berubah, apalagi saat diketahui bahwa Almira sangat mencintai Iqbal, tapi kepercayaan yang diberikan ole
inya tersebut, Bu Aminah takut jika Pak Handoko akan mengalami serangan jant
yangan kita itu, semua tidak akan ada gunanya bila kita marah-marah!" Bu Amin
isahkan mereka saja? lelaki tak tahu diuntung seperti Iqbal tak layak memperlakukan
ra Almira dan Iqbal, jika Iqbal ke sini kita sambut seperti biasanya saja, tidak terjadi apa-apa!
mang dia tidak lagi membutuhkan Almira kenapa tidak diserahkannya kembali kepada Bapak
menginap di sini lagi Aida? Bagaimana dengan rumahmu? dan bagaimana dengan suamimu?
nginap semalam lagi! tapi bila tambah lagi menginapnya, maka suruh membawa semua pakaian Aida dan Nisa sekalian!"me
leh nginap di sini, dan besok pagi kamu sudah harus angkat kaki dari rumah bapak, Bapak tidak mengizinkanmu mengin