PEDANG HALILINTAR
pan berusia sekitar dua puluh tujuh tahun. Di pundaknya tergantung sebilah peda
g lebih baru berusia dua puluh tiga tahun, tampak berlari ketakutan sambil
hendak berlayar. Sesekali si suami menoleh ke belakang ketakutan. Tidak ada satupun yang ped
asuki wilayah pelabuhan yang hari itu cukup ramai. Sorot mata mer
akan mendapat hukuman jika gagal!" teriak seorang prajurit ke
kerja pelabuhan. Melihat itu sang suami pun berteriak sekeras mungkin agar pa
harus berangkat!" seru pekerja yang
atas!" kata lelaki berwajah
ami dari belakang. Setelah mereka berdua sudah berada di atas kapal, si suami meletak
rik geladak ke atas kapal dan p
ninggalkan pelabuhan. Kepanikan turut melanda pikiran mereka yang jik
tu dalam hati. Lirikan matanya tertuju kepada Istrinya
ua dari kejaran para prajurit itu." Wanita cantik yang matan
ggalkan pelabuhan, puluhan prajurit
Kalian memang tidak bisa diandalkan!" teriak ker
ka, Tuan!" Seorang pr
ru saja berbicara, tanpa banyak kata prajurit tersebut langsung dipeg
t temannya diceburkan ke laut. Sementara belasan pra
masih saja kalian bisa tertawa!" bentak prajurit kepala penu
ya rapat-rapat, mereka tak berani sedikitpun
uh mengarungi lautan. Setelah itu dia berjalan mendekati pekerja pelabuhan yan
na kapal itu a
enggulung tali tambang. "Menurut jadwal kapal in
tidak gatal. Selama empat puluh tahun hidup di dunia, tidak sekalipun dia mening
atas informasi
m melanjutkan aktifitasnya menggulung tali tambang yang bi
mbali kepada anak buahnya yang
nta ijin kepada paduka raja untuk mengejar mereka. Panji h
bersit di dalam benak mereka tentang kisah cinta sepasang suami
t dari daratan Swarnadwipa menuju Jawadwipa diperkirakan kurang lebih tujuh hari lamanya, itupun jika tidak ada kendala di tengah perjalanan seperti badai yang s
r tetap berada pada rutenya menuju daratan Swarnadwipa, dikejutkan dengan laporan da
s ke depan!" perintah Nahkoda sebelum ber
adi benar adanya. Namun yang membuatnya terguncang dan panik, dia bisa memastikan jika dua kapal yang ukurannya
mengejar kapalnya saat ini terkenal kejam
nya kepada pekerja yang
"Cepat beritahu para penumpang jika saat ini kita dalam bahaya!
gat dingin mulai membasahi dahinya. Perasaan
erbicara sambil duduk di bibir ranjang. Sesekali mata
rus terpisah, aku harap hanya maut yang akan memisahkan ki
lu kita kita ke tempat asal kita. Aku sudah mengubur semua masa laluku dan ingin
paskan pelukannya dan berjalan menuju pintu lalu membukanya. Seorang laki-lak
telah melihat raut wajah pekerja kapal ya