Crazy Woman
benci
ngingatkan gue deng
enci l
akak, pasti akan meng
gue yan
Bang jangan tingga
k tahu d
rasanya masih sama? Sama-sama
di tengah kegelapan yang menyelimuti.
di masa lalu, Tuhan? Kenapa
ihat sekitar bahwa gue masih di r
. Sudah berlalu, sudah berlalu. Saatnya bangki
ue. Perasaan tak diinginkan, dibuang, diben
sakit. Leher gue ter
an. Sudahi semua penderi
ggak tahu sampai kapan serangan ini muncul. Gue memilih me
han sayang Ria. Ria ana
gue saat ini di tengah ramainya suar
sekian waktu, tapi tak
ik kamu m
h anak sok pahla
pernah lihat lo la
apakah akan meny
. Semoga kalian ba
a sialan. Kenapa mereka ter
. Suara-suara tadi tidak mau pergi. Me
? Terus tabrakin dindingnya. Bena
dah gak ada rasa sedikit pun loh i
lain. Kepala g
Dug
sa. Tapi suara ta
Ria. Dicoba le
Coba lebih
ugg. Du
asil. Gak berasa apa
esal melah
g tak dii
ra yang muncul? Kenapa sangat men
agi. Tapi gue capek menabrakka
uar kamar atau
uar kamar dan menuju kemana pu
Berjalan menuju dapur dan meng
ih gelas. Co
an
ahan gelas. Ka
h berdarah aja. Yakin nih ada rasanya? Gue menimbang-
Buat garis pan
jang gue langsu
Kenapa gak d
itu. Gue takut dij
Tubuh gue digoncang oleh s
i menuju luar karena m
ak
k terb
k. B
kku. Ria, P
ju ke pintu lagi. Gue memberontak
dapatkan rasa sakit itu sek
gak kalah.
Yah, kok gue melemah. P
*
Dugg
keras ditabrakkan ke dinding. Tara yang masi
kali ya? Tapi seja
rsebut dan melanjutkan me
ugg. Du
k enak. Ia menunggu suara berikutnya. Jika terdapat
an
tuk ikut mengecek keadaan dan ia
n." Terlihat Bi Inah yang bersim
ri tempat kejadian kar
u," ujarnya s
ni?" tanya Tara t
eluar saat mendengar suara pecahan ka
angunkan
iri, Sayang." Tara mengambil pecahan gela
u datang dan terengah-engah, t
ua, dan jemput dokter Ar
Tara, ia sangat terkejut melihat kekacauan di
ri dekapan Tara. Tara sempat melemah
" Ria sedikit tenang dan T
ia berhasil lepas dari dekapanny
sangat terkejut, melihat tubuh putrin
k. B
ar dari kamarnya langsung berlari mengha
dengan sangat sedih. Ia sudah tak tahu har
an Ria membuat mereka berdua sangat sedih
gar ia tak kembali menabrakkan diri ke suatu hal. Mereka
ikkan obat penenang pada Ria. Jika memang sudah di luar kendali, dokter Ar
afas lega tatkala Ria sud
alanya melihat sudah banyak memar di tubuhnya." Dokter Ardi bergegas kelu
rus mengambil dompet dan ponsel terlebih dahulu. Tara
ati kamu menyakiti lengan mu sendiri." Dokter Ardi member
ucapan Ardi. Betapa sangat meny
agnosis mental illness. Ardi teman baiknya Tara. Mereka sudah berteman semenjak
mental serius, Ardi langsung menawarkan diri untuk menghandl
enyangka jika Ria anaknya. Ria anak yang sangat baik, sopan dan penurut. Tak jarang
knya butuh kehadirannya dan tak bisa ia tinggal begitu
sama kamu." Ardi mencium tangan Ria dan menyesali tindakannya akhir-akhir ini yang melupa
ya. Betapa ia sangat mengabaikan kondisi Ria juga dan ta
dah di depan mata. Korban dari segala keegoisan ora
#####