(bukan) Telepati Cinta
kin kaget saja," rengek Yura pada Fino
sejak tadi sudah ada di sini." Fino mengingatkan
rsama tapi tak saling cinta, sedangkan kita? Kita saling cinta, tapi tak bi
kita hanya takut! Takut pada Tuhan kita!" seru F
Fino seraya menyerahkan sebung
ini? Kau memberiku hadiah?" tan
ngaja melihatnya, sepertiny
," sahut Yura yang langsung membentangkan
suka! Terimakasih yaaa, Fin," ujar Yura lag
au pakai hijab?" Fino menatap Yur
pi aku belum yakin."
a, kain hijab yang menutupi rambutnya justru membuat wajahny
kau mau memakai hijab?" Fin
jam mata Fino, ia tidak menyangka kek
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah, Aku bersaksi bahw
t yang keluar dari mulut Fino, bak ribuan jarum es men
nnnooo, apa kau sadar terhadap apa yang kau lakukan? lafa
Yura! mulai sekarang, aku muslim!
h merasa kejadian ini hanyalah mimpi. Tapi kenapa per
ebelah sana!" Fino menunj
an melihat Adi yang sedang berlari
ahut Adi dengan
sung bangkit dan mendekat
oo kecelakaan Yura!" Adi terbata-
ng lain, ini tidak lucu!" Yura sedikit t
! Sekarang dia ada di rumah sakit! Ayo i
ada di-" tiba-tiba Yura menghentikan pembicaraannya
au dimana? Finoo? Kau kemana?" Yura be
dimana?" Yura tersungkur, menangis ketik
o kita ke rumah sakit, Fino kritis sekaran
san dia ada disini bersamaku, lalu dia memberiku-" Tanpa
rang, ayoo!" Adi berusaha menenangkan Yura
riku hijab berwarna cream dan sekarang aku tidak tau Fino
o sedang berjuang melawan rasa sakitnya! Kau harus sabar! Ayo kita te
*
udah berkumpul disana. Yura berlari menemui sese
a Yura pada Nini, neneknya Fino. Tap
agaimana keadaan Fino? Nini, Fino kenapa?" Yur
ngan polosnya, "Teteh jangan nangis yaaa! kata Nini, Bang Fino
g berbicara dengannya beberapa saat tadi hanyalah arwah Fino. Tak menyangka Fino akan secepat itu tiada, dia berlari menerobos masuk ke ruang IGD itu dan men
*
ni menemui Yura yang masih duduk dengan
emutuskan untuk memeluk Islam demi dirimu. Kami semua tidak lagi menentangnya, kami ikhlas jika Fino harus meninggalkan keyakinannya
jab yang sama dengan hijab yang dibawa arwah Fino saat menemuinya beberapa hari ya
alam kepadaku! Aku takut tak bisa membimbi
elajaran. Kau mengenalkanku tentang ag
aha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah menjadi sia-sia,
at ini aku bisa tidur dengan
ada kehidupan setelah kematian, maka aku memilih untuk terlahir kembali sebagai
an Fino dalam surat itu, dia memeluk erat hijab
s mengikatnya, membuatnya enggan mencari yang lain. Yura men
ehilangan sebagian besar kesadarannya. Orang-orang menganggapny
ktunya akan tiba. Sekarang, esok, bahkan dalam keadaa
i taman itu setelah menyelesaikan ceritanya
u hanya cerita yang sedang