icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
When the Night Comes

When the Night Comes

Penulis: DAVRINA
icon

Bab 1 Awal dari Akhir dan Akhir dari Awal

Jumlah Kata:2143    |    Dirilis Pada: 17/08/2023

pa,

Keluarga Duke Vangelis dengan Duke Rosaceae. Mereka tak pernah akur. Apapun Event yang diselen

Dengan acara utama Hunting Festival. Ya, festival berburu. Dimana yang dibu

ga bangsawan pun mulai menuju ke area berburu. Mereka sempat menyediakan perbekalan serta k

apatkan. Waktu pun berlalu ... senja menjelang malam .

wan makhluk itu dengan dahsyatnya. Monster bernama Manticore. Manticore adalah monster berbadan singa yang sangat

erangan bola api bertubi-tubi menghantam Manticore. Hingga berhasil memutus ekornya. Dan

rtama dari keturunanmu akan bernasib tragis..." terdengar suara parau yang, menggema di

n Kemud

ethros Rosaceae, yang berarti Belati Kehancuran Rosaceae. Kedua pasanganitupun sedih mendengar hal tersebut dari para pendeta agung. Mereka pun berdoa danmemohon kepada Tuhan, agar anaknya dijauhkan dari takdir yang tragis. Tuhan yang berbelas kasih langsung memberikan nama lain untuk putra pe

n Berl

dengan bersamaan.Kayla hanya tersenyum melihat Suami dan Putranya yang berwajah panik, cemas dan penuh harap itu. Diapun menunjukkan bayi mungil yangsedang berada digendongannya."Aah ... Cantik sekali Ibunda."ucap Salvatore."Benar sekali." sahut Kayla.Hari itu Kediaman Rosaceae, karenakedatangan seorang Putri yang sangat cantik. Namun takdir yang didapat

tih.Rambut hitam legam yang dibuat berbeda dengan orang pada zamannya. Senyumnya yang manis disertai dengan bibir merah merona. Bola mata berwarna merah cerah yang berbinar penuh dengan kebahagiaan. Sifatnya yang lem

erlihat sepasang anak kembar Diego dan Lizzie yang selalu mengekor Lily. Setelah kelahiran Noxita. 5 tahun kemudian

n apa?" Noxita bertanya seraya

un

ngan Lily, Lily genggaman tangan Diego, genggaman tangan Diego Lizzie. Mereka berempat menuju ke area taman dengan

sa, karena dia mengambil sebu

hat. Noxita awal, ada rasa haus yang kuat bergejolak dalam jiwanya. Nafasnya mengejar. Mata yang tadinya berwarna merah berubah menjadi abu abu. Kedua taringnya agak memanjang. Hampir saja dia menyerang Adiknya, namun ia tahan dan segera beranjak."Maaf ...

.. to

di atas tempat tidur itu masih saja membenamkan wajahnya di kedua lututnya. Menolak untuk dilihat sang Ibu."Kenapa sayang?" ucap sang Ibu sambil mengusap rambut hal itu."Aku merasa aneh, Bu." Noxita pun membocorkan wajah Ibunya. Ibunya hanya bisa kaget dan kage

pat la

ick de Roosevelt Vangelis beserta sang Istri Cecile de Roosevelt Vangelis. Mereka berdua memimpin serta mengatur wilayahnya dengan adil dan bijaksana. Briallen de Roosevelt Vangelis, Putra pertama Duke Vangelis. Seorang pria yang memiliki rambut berwarna hitam kelam seperti pekatnya malam. Mata biru saphi

o main." pin

engiyakan dan mereka berdua

tu Allan harus makan yang banyak, biar tumbuh besar. Sayurannya juga dimakan." kata Briallen."Aa ... Sayuran ...." jawab Allan agak merengek."Pfft ..." Briallen tertawa, karena tau kalau a

bulan ber

mpek keluar menuju taman untuk menikmati udara segar. Ia pun berjalan selama perjalanan sembari mencari tempat duduk. Saat akhirnya menemukan tempat duduk, besar-besaran. Karena melihat sesosok gadis yang sedang termenung mem

ra yang semakin dingin. Briallen yang tahu hal itu, melepas jas nya dan meletakkannya di pundak Noxita."Udaranya dingin, lebih baik kita kembali ke dalam."Ajak Briallen yang telah berdiri dari duduknya, sembari mempengaruhi pihak untuk membantu Noxita berdiri. "Terima kasih, Tuan. Tapi ini saja sudah cukup." Noxita berdiri sambil tetap mengenakan jas Briallen seraya masuk ke ruangan pesta, salam uluran tangan pemuda itu.Briallen duduk kembali di kursi, sampai ia rasa cukup. Saat detak jantungnya telah kembali normal. Dan masuklah ia ke ruang pesta. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling dan menemukan gadis tadi sedang makan kue bersama beberapa anak kecil. Dilihatnya jas yang dipinjamkannya

u kemud

membantu memungut buku yang akan dikeluarkan Noxita."Ah? Tak apa, Tuan." ucap Noxita yang masih agak terkejut."Ah iya ... saya mau mengembalikan jas yang Pak pinjamkan. Tapi sekarang saya tidak membawanya. Apakah kita bisa bertemu disuatu tempat? Supaya saya bisa mengembalikannya?" Imbuh Noxita sambil tersipu malu."Bisa, dua hari lagi. Di taman Delphinidin, jam 2 siang." Ucapnya."Baik, Tuan. Terima kasih banyak." Noxita tersenyum sambil membawa buku yang ia pegang ke

da menjadi Kekasih saya?" Ungkap Briallen dengan sponta

anik."Jadi ... Sekarang kita sepasang kekasih?" Tanya Briallen memperjelas."Iya, Tuan." Noxita menunduk karena wajahnya yang merah padam."Kalau begitu, jangan panggilku 'Tuan' lagi. ucapkan Briallen sambil mendekat ke Noxita."Lalu...?" Noxita mendongak dan melihat

ahun berik

mengerikan dihadapannya. Tak kuasa menahan amarah yang bergejolak dihatinya. Dengan cepat ia menyerbu lelaki bermata merah yang sedang memasang ekspresi gila. Tangannya sedang memegang pedang yang menancap di dada gadis yang Briallen cintai.Serangan demi serangan ditangkis oleh laki-laki itu. Pipi Briallen sempat tersabet pedangn

perlahan Briallen

nya banyak waktu lagi ..." Tangan Noxita mengusap pipi Briallen."Xita ... Akan kutemukan dirimu, walau harus menerjang segala yang ada di dunia ini. Walau butuh waktu berabad-abad pun. Takkan kubiarkan ka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka