Perempuan Lain Di Pemakamanmu
engan baju rumahan yang nyaman lalu pergi ke amphit
dulu dia memang suka hal-hal yang berhubungan dengan elektronik sehingga tak heran dia masih tak ketinggalan dengan teknologi terkini. Tubuhnya
g kutaksir setara denganku menepuk bantalan kulit yang belum ada pe
dialih fungsikan sebagai amphitheatre oleh mas Raqib itu. Dataran di bawahnya kuduga adalah bekas kola
nita itu dan permisi untuk duduk di sam
ramah saat aku sudah
an Ibu siapa?" Ak
Mela
panti ini ya?" A
nama panti ini dari nama sa
gitu
tahu namaku, kupikir
ikah tanp
na kami baru saja bertemu namun ceritanya terlalu personal. Kulihat m
n yang bahagia dan ak
mi setua ini tidak memiliki a
an Melati tersebut seolah
inya membicarakan itu juga tidak pa
Jika alasannya
ke dalam pusaran masalah mereka? Bertemu saja tidak pernah bisa-bisanya i
hubungan macam-macam... Hanya kenangan suami saya terhadap Ibu dulu membuat hatiny
ah berumah tangga berpuluh tahun lamanya? Kulirik Bu Melati, wanita di sampingku ini masih bugar, tubuhnya tegap, rambutnya masih sehat pan
dulu di kala muda, karena saat ini pun cantik
tahu, bagaimanapun takdirku sudah sama Mas Raqib. Aku menyaksikan sendiri bagaimana rasa senangnya yang t
rena ia ingin merawat Bu Ayna kala kita sudah sama-sama menua. Ia yakin sekali wa
mulut Melati, istri Mas Raqib sendiri. Aku tak bisa bayangkan bagaimana sakitnya. Sementara aku sendiri
liknya, aku tak punya we
, namun pikiranku melayang. Fakta-fakta yang telah diungk
ganggu yang lain menikmati filmnya. Film nostalgia dengan ditemani ka
tidak nyaman. Saya akan menutup mulut saya, ini film ke
yang penuh akan gejolak jiwa untuk membuat drama. Aku yakin seperti yang
sudah ke
istri telah berlapang dada, bukan berarti terus-terusan dicekoki ke
ku tak enak, maka
biasa tidur jam segini
tak bohong, ini memang jam malamku, terlalu malam maka
t kekhawatiran di sana. Mungkin ia menyesali dirinya yan
njut saja menonton. Saya suda
keras yang membuat beberapa pasang kepala menoleh ingin tahu apa yang
rtanya-tanya. Aku tak ingin mereka berdua berselisi
ngkah mudanya berjarak lebar, sehingga ia harus berulang kali be
a sendiri kok... Siapa tahu nanti
ati. Saya memang ditugaskan untuk mempriorit
ng memeri
eduh ini, tujuan didirikannya. Dan kami semua tahu bagaimana senangnya Pak
ar sesuai dengan selera Bu Ayna yang dulu masih diingatnya. Semua gorden dig
erlaluan. Semua ini terlalu berlebihan. Bahkan Indah yang bukan s
ngga orang? Sementara aku sedang berjuang untuk keluar dar
t menyepuh hati, bukan
h Hamim. Aku akan min