MENGEJAR CINTA GADIS BERCADAR
n semua kisah bodoh itu. Tapi-tapi, aaakh..., itu tidak mu
engingat pengumuman terbaru dari Pak Fachri selaku Direktur perusahaan, bahwa ia akan vakum untuk jangka waktu yang cuk
n duduk begitu saja di kursi teras, diam tak bergeming, han
ng akan mengingatkan kembali betapa buruknya seorang Salma Azzahra di masa lalu. 'Eh-eh, tunggu dulu! Ap
bergegas untuk berangkat kerja tapi malah b
ui jendela, benar saja ada Salma di kursi t
bersemangat, padahal biasanya dia paling antus
udah pukul tujuh lebih tiga puluh menit. Kenapa masih bengong di situ?
h ya, kok aku tidak melihat Papa, Kak?" tanya Salma berb
n pagi, beliau berangkat setelah
untuk Papa, aku tidak bisa p
n terlambat sampai di kantor karena perjalanan juga membutuhkan
uah panggilan masuk ke ponsel Salma dari Ibu sekretaris y
selamat pagi Ukht
lah. Selamat Pagi Bu Halimah
Utama kita sedang berhalangan hari ini dan pertemuan dengan klien dari Uzbekistan tidak bisa dibatalkan, kema
ah siap," jawab Salma spontan, sebab ia memang seseorang yang selalu tertari
unggu, Assal
m warahmatullah
iparnya. Kemudian ia memacu motor matic kesayan
*
NATIONAL TOU
a Senggigi, Lombok Utara. Sebuah banner besar terpampang pada salah satu bagian ata
g padat. Masing-masing divisi berusaha mempersiapkan diri lebih awal untuk men
rtemuan utama, ia menjadi pusat perhatian para karyaw
k di kursi Direktur. Bagaimana mereka tidak canggung menghadapi kenyataan kalau Sang Direktur justru datang
f Salim sembari mencondongkan wajahnya mendekati telinga Dhafa
kehadiran karyawan mencapai paling tid
mulai sekarang. Bagaimana Pak Direktur?" sela Halimah yang duduk di samping kiri D
ggah Dafa. "Oya Bi, jangan panggil aku pak Direktur, panggil
ja baru Bibi panggil 'Raden Dhafa ganteng'." Bibi Halimah berseloroh disambut senyum mer
ilakan pertemuan ini
ada di kerah jasnya. Semua mata para peserta rapat kini tertuju pada Pak Yusuf yang berbicara sebagai pembuka pertemua
an-Nya kepada kita, dimana salah satunya adalah mulai hari ini dan selanjutnya akan selalu hadir di tengah-tengah kita Bapak Dhaf
untuk berdiri. Dhafa yang sudah faham seketika berdiri dan menangkupkan k
nya yang selalu memancarkan aura positif, dapat menenangkan siapa saja yang memandangnya. Para hadirin terpesona dibuatnya, terlebih lagi pa
un harus berdehem berulang-ulang
an kalimat sambutan untuk kami dan para karyawan, juga p
ru ia meninggalkan parkiran dan menuju ruang pertemuan utama yang berada di lantai tiga. Hati
betapa susahnya mencari tempat kerja yang mau menerima gadis bercadar, tempat yang memahami dan memperlaku
sedang membutuhkan seorang Akuntan langsung menawari Salma pekerjaan tersebut melalui papanya. Sungguh Salma tidak tahu kalau Pak Fachri, ayah Dhafa teman SMA-nya dulu adalah pemi
yang tenang. Tatapannya fokus ke depan penuh keperca
n sesuatu yang terlalu muluk, saya hanya akan mengajak semua lini di perusahaan ini untuk berjuang bersama-sama meraih pencapaian yang lebih baik lagi dari sebelumnya, Bismillah!''
-tib
dan terdengar sedikit bergetar membuat
' jawab para hadir
itu bersahaja dengan khimar lebar dan secarik kain cadar yang menutup sebagian besar wajahnya. Namun aura yang memancar darinya menyeruak luar biasa, setiap orang yang ada
ri, bahkan ia tak sanggup menyebut nama lawan bicara yang s
rsa