Ketagihan Ibu Tiri
ang tergeletak di dekat pintu depan. Iseng kuambil dengan yakin bahwa flashdisk i
pa flashdisk i
disk itu ke dalam kamarku. Kuaktifkan lapt
. Tadinya aku sangka flashdisk itu berisi hal-hal yang ada sangkut pautnya
ah usianya baru 17 tahun? Haruskah aku tegur dan kunasihati dia agar tidak menyimpan hal-hal yang bel
." Apa isinya? Bukankah aku yang biasa dipanggil mami olehn
rnyata isinya tulisan mengenai diriku.
*
g saja punya ibu tiri yang harus kupanggil Mami itu. terlebih setelah bertahun-tahun dia menjadi pengganti ibuku. Aku merasa bena
n. Perbedaan usia yang sangat jauh. Tapi kelihatannya mereka enjoy-enjoy saja. Dalam hal itu aku salut
yang memperlakukanku seperti anak kandungnya sendiri. Tapi setelah aku di SMA, diam-diam aku mulai sering memperhatikan ibu
ekolah. Memang Papi sudah menyuruhku agar segala keperluan
lam. Tapi apa yang kulihat? Ooooh, aku benar-benar dibuat terkejut lalu terpana karena mami masih tidur terlentang
rkan adalah bagian di antara kedua pangkal pahanya itu oooh, mami tidur tanpa menge
ng air dan malas mengenakan kembali celana dalamnya, entahlah. Yang jelas aku jadi gendalikan. Penisku ngaceng berat membayangkan indahnya kalau aku bisa menyentuh dan meng
apa aku j
*
adi sering membayangkan diriku. Bahkan pada suatu malam dia pernah bermimpi didekati olehku dalam keadaan sama-sama tela
melakukan masturbasi, sambil membayangkan tengah menggeluti tubuhku. Bahkan Tito pernah melaku
sknya itu. Tapi tulisan di flashdisk itu, yang berisi kekagumannya terhadap diriku, membuatku jadi kikuk. Maka kuambil
g memperhatikan Tito secara diam-diam. Mulai m
usia 30 tahun, sementara suamiku sudah 50 tahun. Sesekali memang aku suka membayangkan sosok muda yang perkasa, yang tidak loyo sep
a potensi lelaki yang usianya sudah seteng
an sikap tidak puas. Karena tenggang rasaku cukup kuat. Karena di sisi lain, aku mempunyai kepuasan duniawi darinya. A
ehidupanku sendiri tak pernah kekurangan. Rumahku cukup megah, di daerah perumahan paling elit di kotaku. Mobil untuk keperluan pribadiku suda
nku jadi sering melayang-layang tak menentu? Kenapa aku ja
anpa terasa sebulan telah berlalu. Dan ke
Biasanya dia bisa lebih dari sebulan berada di Kaltim.
abar lagi menungg
ampai sore...sampai Tito tampa
pi ketika kubuka pintu kamarnya, o my God...dia baru menanggalkan seluruh seragam sekolahnya, mau mengganti dengan
punya ayahnya. Tapi cepat aku ingat cerita suamiku, bahwa mendiang ibu kandung Tito itu wanita Pakistan. Mungki
Tito yang tampak kaget dan cepat-cepat me
agap. Dan aku bersikap seolah
ang melesat ke arah utara. Sengaja kubiarkan Tito yang nyetir mobilku. K
nyaku ketika sedanku sudah
"Papi bilang kalau ada keb
engangguk-an
a yang terkulai lemas tapi panjang dan gede banget. Gak kebayang seperti apa kala
bil ke pekarangan r
mam?" tanyanya sebelum
juga udah
Kan pulang sekolah
ngkah memasuki
an wajah anak tiriku itu. Maklum darah campuran dengan Pakistan. Tubuhnya t
ya," kataku, "Nanti pulan
ngan senyum ceria, "Aku palin
ore, pulangnya pa
jam, Mam. Makin malam makin rame, sampe subuh
nap
wa handuk da
di samping restoran i
ng aja belinya Mam, sambil
angguk sambil m
abun cair dan shampoo yang biasa ma
a M
an beli buat ce
i dan bergegas kel