Disangka miskin diperantauan
g sekeluarga, belum lagi makan nya pada rakus karena dirumah nya biasa makan nasi garam hahaha) tiba-tib
) tanya Septian anak dari
anak sulung nya pergi rantau tapi ga kaya-kay
malah jadi beban, belum lagi nanti mereka pas
dir keluarga bapaku, mereka dengan santainya menggunjing keluargaku, sedangk
i
i
a menyindir kita kak!" adiku mengadu padaku, t
h baca!" ja
ka datang kerumah minta-minta uang atau ga makanan matang dirumah, bahkan dengan tega nya wak Jeni sering men
Apa bapak ga bisa tegas pada kakak nya itu?" s
i apa yang dia inginkan sendiri, bahkan dia tidak sungkan untuk menggeledah dompet bapak!" astagaaa! jadi begin
imana Lis?" t
adaku, aku yakin wak Jeni gaakan menyangka kalo uang nya ada di aku, supaya Wak Jeni ga lelua
ekali dengan kelakuan keluarga bapaku itu, ditambah juga si
paku, yang miskin itu bapaku atau ibumu) cukup sudah aku bersabar membaca hinaan mereka, aku p
Jeni suka minta makanan dan uang pada uwak Anas?) balas Su
me
me
me
jawaban da
ngat ya Septian, jangan sembarangan kalo menghina orang, ingat didalam perutmu ada makanan da
r
r
r
n dia sudah membaca pesanku di grup, da
l..
rena merantau kamu? Kerja jadi babu admin online saja belagu!" Tanpa salam Wak Jeni langsung memaki-ku, benar-
kerja sebagai admin online di suatu olshop yang sudah terkenal, karena kebaikan owner-nya, aku pun diberi peluang untuk membu
ya begitu kan, bahwa wak yang miskin, mulai detik ini jangan pernah lagi memin
inggal sudah menitipkan saya pada bapakmu, jadi bapakmu masih harus bertanggung jawab atas semua kebutuhanku!" ingin aku tertawa sekencang-kencangn
uarga saja? Tidak ada lagi tanggung jawab bapak untukmu wak! aku tidak pernah bermain-main den
l
WhatsApp grup keluarga, Septian sedang di i
tinggal diam la
SMK, Rani sahabatku di kampung mengajakku bekerja di kota sebagai admi
uang? Buat ongkos ke Jak
hela nafas
kan meminjam untuk kamu pergi ke kota, apa kamu sudah y
l juga bingung mau kerja apa, mudah-mudahan rezeki Si
ggu sebentar ya!" akupun mengangguk, bapa pergi entah kemana meminjam
ku mendengar suara yang sangat aku tak
eriak wak Jeni de
Wak?" tan
eminjam uang kepadaku, sekarang bapakmu juga mau meminjam uang untuk kamu pergi ke ibu kota? apa kamu t
u ganti, malah teteh minta dilebihkan aku kasih, ga pernah aku S
ikir setiap kamu meminjam aku tinggal memetik