SEBUAH PENGAKUAN
tas meja. Sebelum mengambil ia menawarkannya padaku namun aku segera menolak. Ia mengangka
membuka percakapan seraya menghisap rokoknya dalam-dalam dan m
emaskulinan disana. Aku tak mendapati sedikitpun sisa kejantan
nya menguar ke seluruh penjuru ruan
enatapku?" tanyanya
jengah denga
pa yang sedang aku pik
a lentik itu termangu sesaat
an aku harap kamu bisa
bilang,
g tersenyum s
ebenarnya lelaki. Tapi kini apa yang kudapati, sangat bertentangan dengan semua
tol brandy lalu ia tuangkan ke dalam gelas. Ia menawarkan gelas itu padaku, tent
adalah sosok lelaki sholih yang selalu menjal
i terseny
asakan diri denga
k oleh hantaman kesedihan. Aku semakin teringat pada ibuku, wanita mulia yang telah mengaja
engatakan aku harus membiasakan diri? Selama ini aku dibesarkan dengan kisah-kisah hebat tentang ayahk
b, sampai saat inipun aku m
an aku dengan jerih payahnya sendiri, ibu adalah sosok sederhana y
gsung terdiam, matany
n bahwa ayahku telah tiada, karena memang kenyataa
kenapa kamu mencariku, jika k
batinku yang lain tak membenarkan sikap kerasku padanya. Bagaimanapun keadaa
nyanya sedikit melunak sera
ih peduli?" s
desah resah. Raut mu
ibumu? Jadi apakah aku salah jika sampai kini aku t
elisah dan ketidak berdayaan dalam menghadapi kenyataan yang tak
n ia sudah terlalu lelah berjuang sendiri
s menatap
mencintai ibu lalu
mbisu dan men
u aku bilang bahwa ibumulah
menyeringai
aku untuk me
ng membuat aku mengambil pili
mencari pembenaran at
an tanggung jawabmu sebagai se
a dengan tatap
dukan segalanya dalam sujud panjangnya dipenghujung malam. Sedangkan kamu malah memilih menjadi seperti ini. Apaka
nis dan ia membal
ku Pat," ucapnya datar sembari ia sesap lagi brandyn
padanya, perasaank
an jemari yang nampak gemetar sebelum kemudian menekannya kasar diatas asbak kac
at. Kali ini aku berjanji aku akan menjadi seorang sahabat yang baik," tawar
an kebisuan kami diusik oleh kedatangan seorang lelaki muda keturunan hispanik yang deng
nya apalagi saat pria itu mendekatinya
jadi resah saat melihat tatapanku. Aku tahu ia
tangan tamu!" seru lelaki yang
ndonesia," ucap Patricia
avier," ucapnya seraya men
enggan untuk sekedar berbasa basi. Aku memilih bangkit dari duduk
enginap
wab malah men
umohon temui aku disini," pintanya sembari menyer
icia yang lain datang. Mereka dengan dandanannya yang seronok menyapaku dan mengajakku untuk bergabung dalam
*
ng terlihat semarak dengan warna warni lampu disko. Dari kejauhan aku melihat siluet orang-orang bergerak dan menari memeriahkan pesta. Hatiku remuk redam menyaksikan semua itu. Gigiku bergemelatu