Tiga Puluh Hari Sebelum Bercerai
iap untuk bercerai denganmu." Hanya itu permintaan Naima sebelum be
." Arga menatap mata sendu istrinya. W
engan ia meminta ijin untuk menikah lagi, Naima akan marah dan berteriak histeris. Tapi ternyata Arga salah, justru sang is
u berkata. Akan menjawabnya tiga hari kemudian, dan ini adalah dari istrinya. Memberinya ijin
berkemeja putih itu melangkah menuju ranjang, lalu menjatuhkan
ma mengikuti langkah suaminya, ia pun ik
capan yang terlontar dari mulut suaminya mampu membuat Naima terdiam sejen
senyum tetap menghiasi bibirnya. Sungguh Arga merasa bingung dan juga heran dengan sikap istrin
nya meminta ijin untuk menikah lagi. Jika perempuan lain mungkin sudah berteriak dan juga mengamuk, namun tidak dengan Na
ontar dari mulut Naima mampu membuat Arga tersadar dari lamunannya.
gangguk. Lalu bergegas turun ke bawah, d
ka lenyap bak diterpa oleh angin. Naima memilih untuk diam dan menikmati sarapannya, n
*
yang kurang, meski sang istri masih melakukan kewajibannya seperti biasanya. Namun tetap saja ada yang ku
Lalu dengan cekatan wanita itu memasangnya di leher suaminya, Ar
u ijin untuk berangkat lebih awal ya, kasihan Alifah kalau kesi
encekal pergelangan tangan Naima k
lum lapar, mas. Ya sudah
ngan putrinya. Hari ini adalah jadwal Alifah untuk melakukan kemoterapi, bocah
assalamu'alaikum." Naima men
jalan. Maaf karena mas tidak b
pergi berdua. Lagi pula hari ini kamu dan Arin a
akan terus berkurang. Dan itu artinya hanya waktu yang tersisa saja, di mana kami masi
ak sengaja melihat ada sebuah buku yang tergeletak di lantai, tepatnya di depan lemari
ecar, biaya operasi pengangkatan rahim, lalu biaya nafkah selama lima tahun. Dan itu sudah termasuk biaya sekolah